JS Post by Label

Tidak Ada Manusia yang Ma'shum (Terjaga dari Kesalahan) Selain Nabi dan Rosul

Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman Al-Jawiy Al-Indonesiy .
Tiada dari manusia yang terjaga dari kesalahan selain Nabi dan Rosul عليهم الصلاة والسلام. Demikian pula seluruh umat Muhammad صلى الله عليه وسلم tiada seorangpun dari mereka yang terbebas dari kesalahan, setinggi apapun derajatnya. Tidak ada satu dalilpun yang menjamin bahwasanya mereka senantiasa berada di atas fithroh sampai matinya. Demikian pula tiada jaminan baginya untuk senantiasa bisa setia kepada Alloh dan Rosul-Nya صلى الله عليه وسلم dan jalan para Salaf رحمهم الله sampai akhir hayatnya.

Dalil yang mendukung pernyataan ana di atas adalah sebagai berikut:
 

1. Dalil Al Qur'an dan As Sunnah

1.1 Perkataan Alloh سبحانه وتعالىٰ‎

Alloh تعالىٰ berkata:

وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

"Dan barangsiapa dari kalian (Muslimin) murtad dari agamanya lalu dia mati dalam keadaan kafir. Maka mereka itulah orang-orang yang amalannya terhapuskan di dunia dan akhirat. Dan mereka itulah penduduk neraka, mereka kekal di dalamnya selamanya." [QS. Al-Baqoroh: 217]

Sisi pendalilannya adalah: jika seorang Muslim saja bisa murtad dari agamanya, apalagi sekedar pindah dari As Sunnah ke bid'ah. Dan dalil yang senada ini banyak.

Alloh تعالىٰ berkata menukilkan doa orang-orang yang mendalam akalnya:

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

"Wahai Robb kami, janganlah Engkau menyimpangkan hati-hati kami setelah Engkau memberi Kami hidayah, dan berilah kami rohmat dari sisi-Mu. Sungguh Engkaulah Al Wahhab (Maha Memberi karunia)." [QS. Ali Imron: 8]

1.2 Hadits Rosul-Nya صلى الله عليه وسلم

عبد الله بن عمرو بن العاص يقول أنه سمع رسول الله -صلى الله عليه وسلم- يقول ((إن قلوب بنى آدم كلها بين إصبعين من أصابع الرحمن كقلب واحد يصرفه حيث يشاء)). ثم قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم- ((اللهم مصرف القلوب صرف قلوبنا على طاعتك))

Abdulloh bin Amr ibnul 'Ash رضی اللہ عنھم berkata: bahwasanya beliau mendengar Rosululloh صلى الله عليه وسلم berkata: "Sesungguhnya seluruh hati anak Adam itu ada di antara kedua jari dari jemari Ar Rohman bagaikan satu hati, Alloh membolak-balikkannya sekehendaknya." Kemudian Rosululloh صلى الله عليه وسلم berdoa: "Wahai Alloh Yang membolak-balikkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan kepada-Mu." [HR. Muslim]

Rosululloh صلى الله عليه وسلم juga berkata:

فإن أحدكم ليعمل بعمل أهل الجنة حتى لا يكون بينها وبينه إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل بعمل أهل النار فيدخل النار . وإن أحدكم ليعمل بعمل أهل النار حتى ما يكون بينها وبينه إلا ذراع فيسبق عليه الكتاب فيعمل عمل أهل الجنة فيدخلها.

"Sesungguhnya ada seseorang dari kalian yang mengerjakan amalan penduduk Jannah hingga tiada jarak antara Jannah dengan dirinya kecuali satu jengkal saja, lalu catatan takdirnya mendahuluinya sehingga dia mengerjakan amalan penduduk neraka sehingga masuk neraka. Dan sungguh ada seseorang dari kalian yang mengerjakan amalan penduduk Neraka hingga tiada jarak antara Neraka dengan dirinya kecuali satu jengkal saja, lalu catatan takdirnya mendahuluinya sehingga dia mengerjakan amalan penduduk Jannah sehingga masuk Jannah." [HR. Al Bukhory dan Muslim, dari Ibnu Mas'ud رضي الله عنه]

Dalil-dalil di atas nyata sekali menunjukkan bahwa seseorang itu bisa saja menyimpang setelah sekian lama berada di atas ilmu dan ketaatan secara lahiriyah. Maka untuk apa sengaja menutup mata dan telinga jika ada bukti-bukti tentang penyimpangan seseorang dari al haq yang selama ini secara lahiriyyah dia ada di atasnya?

Tidakkah Cak Dul membaca perkataan Alloh تعالىٰ:

وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ الَّذِي آَتَيْنَاهُ آَيَاتِنَا فَانْسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ الشَّيْطَانُ فَكَانَ مِنَ الْغَاوِينَ * وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الْأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ

"Dan bacakanlah pada mereka berita tentang orang yang Kami beri dia ayat-ayat Kami, lalu dia lepas darinya sehingga diikuti setan sehingga jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Seandainya Kami kehendaki tentulah Kami angkat dirinya dengan ayat-ayat itu, akan tetapi dia lebih condong kepada dunia dan mengikuti hawa nafsunya. Maka permisalannya adalah seperti anjing..." [QS. Al A'rof: 175-176]

Alloh تعالىٰ memberikan permisalan ini bukan sekedar permainan, bahkan sebagai isyarat bahwasanya ini bisa saja terjadi pada kita semua. Orang tadi telah diberi Alloh تعالىٰ ilmu, tapi akhirnya menyimpang sesuai dengan keinginan batil yang tersembunyi di dalam hatinya.

2. Dalil kenyataan

Berikut ini adalah sebagian kecil dari kisah tersesatnya seseorang setelah sebelumnya berada di atas hidayah.

2.1 Kisah Imron bin Hiththon

Al Imam Adz Dzahabiy رحمه الله berkata:

عمران بن حطان بن ظبيان، السدوسي البصري، من أعيان العلماء، لكنه من رؤوس الخوارج. –إلى قوله: – عن ابن سيرين، قال: تزوج عمران خارجية وقال: سأردها، قال فصرفته إلى مذهبها.

"Imron bin Hiththon bin Zhobyan As Sadusiy dan Bashriy, termasuk tokoh ulama, tapi dia termasuk kepala Khowarij –sampai dengan ucapan beliau:- Dari Ibnu Sirin yang berkata: 'Imron menikah dengan seorang perempuan khorijiyyah (yang berakidah pemberontak) dan berkata: "Aku akan mengembalikannya dari madzhabnya." Tapi ternyata perempuan itu yang memalingkannya ke madzhab perempuan itu (Khowarij)." ["Siyar A'lamin Nubala"/4/hal. 214]

2.2 Kisah Bisyir bin Ghiyats Al Marisiy

Al Imam Adz Dzahabiy رحمه الله berkata:

بشر بن غياث بن أبي كريمة العدوي -إلى قوله:- كان بشر من كبار الفقهاء، -إلى قوله:- ونظر في الكلام، فغلب عليه، وانسلخ من الورع والتقوى، وجرد القول بخلق القرآن، ودعا إليه، حتى كان عين الجهمية في عصره وعالمهم، فمقته أهل العلم، وكفره عدة.

"Bisyir bin Ghiyats bin Abi Karimah Al 'Adawiy –sampai dengan ucapan beliau:- dulu Bisyir itu termasuk tokoh besar fuqoha –sampai dengan ucapan beliau:- lalu dia mempelajari ilmu kalam dan kalah, hingga akhirnya keluar dari sikap waro' dan taqwa, dan dia terang-terangan mengatakan bahwasanya Al Qur'an itu makhluq, dan menyeru manusia kepada pemikiran ini, hingga akhirnya menjadi pimpinan dan ulama Jahmiyyah di zamannya. Maka diapun dibenci para ulama, dan sebagian mereka mengkafirkannya." ["Siyar A'lamin Nubala"/4/hal. 199-110]

2.3 Ucapan Al Imam Ibnu Baththoh رحمه الله

Setelah menyebutkan hadits syubuhat Dajjal, berkatalah Al Imam Ibnu Baththoh رحمه الله:

هذا قول الرسول صلى الله عليه وسلم، وهو الصادق المصدوق، فالله الله معشر المسلمين، لا يحملن أحدا منكم حسن ظنه بنفسه، وما عهده من معرفته بصحة مذهبه على المخاطرة بدينه في مجالسة بعض أهل هذه الأهواء، فيقول: (أداخله لأناظره، أو لأستخرج منه مذهبه)، فإنهم أشد فتنة من الدجال، وكلامهم ألصق من الجرب، وأحرق للقلوب من اللهب، ولقد رأيت جماعة من الناس كانوا يلعنونهم، ويسبونهم، فجالسوهم على سبيل الإنكار، والردّ عليهم ، فما زالت بهم المباسطة وخفي المكر، ودقيق الكفر حتى صبوا إليهم اهـ.

"Ini adalah ucapan Rosul صلى الله عليه وسلم, dan beliau itu orang yang jujur dan dibenarkan. Maka bertaqwalah pada Alloh wahai Muslimun, jangan sampai rasa baik sangka pada diri sendiri dan juga ilmu yang dimiliki tentang bagusnya madzhab dirinya membawa salah seorang dari kalian untuk melangsungkan perdebatan dengan agamanya di dalam acara duduk-duduk dengan ahlul ahwa, seraya berkata: "Aku akan masuk ke tempatnya dan kuajak dia berdebat, atau kukeluarkan dirinya dari madzhabnya." Mereka itu sungguh lebih dahsyat fitnahnya daripada Dajjal, ucapan mereka lebih lengket daripada kurap, dan lebih membakar daripada gejolak api. Sungguh aku telah melihat sekelompok orang yang dulunya mereka itu melaknati ahlul ahwa dan mencaci mereka. Lalu mereka duduk-duduk dengan mereka tadi dalam rangka mengingkari dan membantah mereka. Tapi mereka terus-terusan di dalam obrolan, dan makar musuh tersamarkan dari mereka, dan kekufuran yang lembut tersembunyi dari mereka, hingga akhirnya mereka pindah ke madzhab ahlul ahwa tadi." ["Al Ibanatul Kubro"/dibawah no. (480)].

2.4 Kisah Abdurrohman bin Abdil Kholiq

Al Imam Al Wadi'iy رحمه الله berkata tentang Abdurrohman bin Abdil Kholiq:

وكان في بدء أمره يدعو إلى الكتاب والسنة ونفع الله به أهل الكويت، وكان بينه وبين الإخوان المسلمين مهاترات، فهو يقدح فيهم وهم يقدحون فيه، ثم ظهرت منه أمور منكرة، –إلى قوله:- ثم ألف كتابًا بعنوان: "الولاء والبراء" وهو كتاب رديء لا يؤلفه سني ولا سلفي، إلى آخره. ("تحفة المجيب" ص195-196)

"Dia pada awal kisahnya itu menyeru manusia kepada Al Kitab dan As Sunnah, dan melalui dirinya Alloh memberikan manfaat kepada penduduk Kuwait. Dan dulunya terjadi banyak pergulatan antara dirinya dengan Ikhwanul Muslimin, dia mencerca mereka, dan mereka juga mencerca dirinya. Kemudian tampaklah dari dirinya perkara-perkara yang mungkar –sampai pada ucapan beliau:- lalu dia menulis kitab "Al Wala wal Baro" dan dia itu adalah kitab yang paling buruk, yang tidak ditulis oleh seorang Sunny ataupun Salafy." Dan seterusnya. ["Tuhfatul Mujib"/hal. 195-196]. 

2.5 Kisah Al Qoshimiy

Al Imam As Sa'diy رحمه الله berkata: "Aku telah melihat suatu kitab yang ditulis oleh Abdulloh bin 'Ali Al Qoshimiy yang dinamainya: "Hadzi Hiyal Aghlal", ternyata kitab tadi berisi pembuangan agama, seruan untuk membuang agama, dan lepas darinya dari segala sisi. Padahal orang ini dulunya sebelum menulis dan memunculkan kitab tadi dia terkenal sebagai orang orang berilmu dan condong kepada madzhab As Salafush Sholih. Tulisan-tulisan dia dulunya penuh dengan pertolongan untuk kebenaran, dan bantahan terhadap ahli bid'ah dan ilhad, sehingga dengan itu jadilah dia punya kedudukan di mata manusia, popularitas yang bagus. Tapi orang-orang belum lagi keluar dari tahun ini, tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan apa yang ada di dalam kitab ini. kitab ini menghapus dan membatalkan seluruh apa yang dulunya dia tulis tentang agama ini. Setelah sebelumnya kitab-kitabnya itu menjadi penolong kebenaran, berbaliklah dalam kitabnya ini menjadi pembuang agama yang terbesar. Maka orang-orang merasa heran dengan kejutan yang aneh itu karena melihat masa lalunya yang bagus." [Muqoddimah "Tanzihud Din"/As Sa'diy/ hal. 31]

Cak Dul dan seluruh pembaca -hafizhokumulloh-, berdasarkan dalil-dalil sam'iy dan waqi'iy di atas semakin jelaslah bagi kita semua akan mahalnya nilai istiqomah. Dan jangan sampai seseorang itu merasa sudah hebat ilmunya, dan kuat manhajnya sehingga merasa aman dari ketergelinciran dan penyimpangan. Alloh تعالىٰ berkata:

أَفَأَمِنُوا۟ مَكْرَ ٱللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَوْمُ ٱلْخَٰسِرُونَ

"Maka apakah mereka merasa aman dari makar Alloh? Tidaklah merasa aman dari makar Alloh kecuali kaum yang merugi." [QS. Al A'rof: 99]

Dan juga berdasarkan dalil-dalil di atas, tidak sepantasnya bagi seorang Salafy untuk bersikap fanatik mati-matian membela seorang ulama yang di kemudian hari terbukti menyimpang dan keluar dari Ahlussunnah?
_______________________________

(Dinukil dari tulisan Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman bin Soekojo Al Indonesiy Aljawiy حَفِظَهُ اللّٰه : "Keluarnya Seseorang dari As Sunnah, Mungkinkah? Dan Kapankah?")

Diposting & Diedit seperlunya tanpa merubah maknanya.
Judul: SalafyWeb.Com 
Sumber: https://thaifahalmanshurah.wordpress.com/category/aqidah-manhaj/page/7/
Rasul Allah Allooh Abdullah taqkdir taqdirnya batil hak Imran khawarij Hiththan Zhabyan Baththah Ahlus Sunnah Ahlis Ahlissunnah Qashimiy Shahih muqaddimah khaliq
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال