JS Post by Label

Bom Bunuh Diri di Indonesia Bukan Bagian dari Salafiyyun Sedikitpun!!

Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman Al-Jawiy Al-Indonesiy .

Dijawab Oleh: Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy Al Indonesiy حفظه الله
 
بسم الله الرحمن الرحيم الحمدلله رب العالمين. اشهد ان لا إله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم صلى على محمد عبدك ورسولك وعلى آله وصحبه أجمعين أما بعد

Telah sampai berita kepada saya, bahwasanya sebagian orang-orang Khowarij, mereka melakukan operasi bom bunuh diri di negara kita Indonesia.

Mereka mengirimkan sebagian pengikut mereka, orang yang sangat bodoh dan tolol dan dungu itu, untuk membawa bom bunuh diri lalu meledakkannya di depan gereja, yang menyebabkan pelakunya mati, demikian pula sejumlah orang juga mati.

Maka kemudian diberitakan bahawasanya sebahagian para Mubtadi'ah menuduh ini adalah perbuatan dari orang-orang Wahhabi, kata mereka.

Dan walaupun الحمدلله, kami ini bukan Wahhabi dan sebagainya, tapi kami merasa wajib untuk meluruskan perkara ini, kerana selalu para Salafiyun dituduh sebagai Wahhabi dan seterusnya. Tuduhan yang kosong dan bodoh itu.

Ketahuilah bahwasanya operasi bom bunuh diri ini bukan ajaran Islam sedikit pun, kerana memang operasi bom bunuh diri bukan bagian dari syariat Alloh تعالى. Juga bukan bagian dari syariat nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Bukan pula dari jalan salafussoleh رضي الله عنهم أجمعين.

Thoyyib, dan ucapan ini, saya arahkan kepada para Khowarij dan juga para Mubtadi'ah yang lain. Dan juga kepada sebagian para pemuda ataupun yang sudah bukan muda lagi tetapi pemikirannya masih memiliki pemikiran-pemikiran yang menyimpang, hanya berdasarkan emosional belaka, tidak di bimbing oleh para ulama robbaniyun.

Ketahuilah, bahwasanya jiwa kita ini adalah milik Alloh تعالى semata. Maka tidak boleh bagi kita sedikitpun untuk memperlakukan dan mempergunakan jiwa kita ini, tanpa seizin Alloh.

Alloh سبحانه وتعالى telah berfirman,

قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ. لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

"Katakanlah Wahai Rosululloh, sesungguhnya sholatku, penyembelihan yang aku lakukan, kehidupanku dan kematianku adalah milik Alloh Robbul alamin. Tiada sekutu baginya dan dengan itulah saya diperintahkan dan saya adalah orang Islam yang pertama di umat ini."

Kalau orang pertama yang masuk Islam di umat ini yaitu nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم , itu saja dilarang untuk melakukan sesuatu terhadap jiwa beliau tanpa seizin Alloh, kerana memang ini adalah memang milik Alloh, maka bagaimana dengan kita, sebagai pengikut beliau. Maka harom bagi kita untuk mempergunakan jiwa kita dengan suatu pengelolaan yang tidak diizinkan oleh Alloh تعالى.

Maka bagaimana seseorang itu membunuh jiwanya sendiri, padahal itu adalah milik Alloh. Sementara Alloh telah melarang dia dari membunuh dirinya sendiri. Orang ini telah, yaitu orang yang jahat ini, melalukan jenazah dan melakukan sikap melampaui batas ini, dia telah mempergunakan dan mengelola jiwa dia yang menjadi milik Alloh itu tanpa seizin Alloh.

Sementara Alloh telah melarang para hambaNya dari membunuh diri mereka sendiri. Alloh تعالى berfirman,

وَلَا تَقْتُلُوا أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

"Dan anganlah kalian membunuh diri-diri kalian sendiri kerana sesungguhnya Alloh itu sangat menyayangi kalian."

Maka barangsiapa membunuh dirinya sendiri, berarti dia telah mendurhakai Alloh تعالى kerana Alloh تعالى itu Maha Penyayang dan melarang para hambaNya untuk membunuh diri mereka sendiri.

Juga Alloh Jalla Zikruhu telah berfirman,

وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

"Dan jangan kalian lemparkan diri kalian ke dalam kebinasaan dan berbuatlah kebajikan kerana sesungguhnya Alloh menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."

Dan tidak ada keraguan bahwasanya orang yang membunuh dirinya sendiri, sebenarnya dia telah melemparkan dirinya kedalam kebinasaan.

Maka orang itu jauh dari berbuat ihsan. Kemudian sesungguhnya pelaku jenayah ini, pelaku kriminalitas ini, (kalau kita perhatikan), dia itu melakukan kriminalitasnya itu dengan niat agama, bukan karena keduniaan. Terutama adalah orang-orang rendahan yang menjadi suruhan-suruhan itu. Niatnya adalah untuk agama, bukan untuk keduniaan. Bahkan dia mengharapkan surga, sebagai orang yang mati syahid katanya. Maka orang ini adalah Mubtadi' karena dia mengamalkan suatu amalan yang tidak disyariatkan oleh Alloh سبحانه وتعالى. Maka dia berhak mendapatkan azab, kecuali kalau Alloh menghendaki lain.

Alloh سبحانه وتعالى telah berfirman,

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُم مِّنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَن بِهِ اللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Apakah mereka memiliki sekutu-sekutu yang mensyariatkan untuk mereka dari agama ini, sesuatu yang tidak diizinkan oleh Alloh. Seandainya bukan kerana kalimat kepastian, kalimat keputusan yang Alloh تعالى akan tunaikan di hari Kiamat, niscaya telah diselesaikan di antara mereka yaitu di dunia. Dan sesungguhnya orang-orang yang dzolim itu akan mendapatkan siksaan yang pedih."

Ini menunjukkan orang yang melakukan suatu amalan atas nama agama, padahal tidak di disyariatkan oleh Alloh, maka dia ini telah beragama tanpa seizin Alloh, dan dia adalah orang yang dzolim dan dia berhak mendapatkan siksaan yang pedih. Thoyyib.

Kemudian amalan intihariyah ini, istilah dari para ulama, perbuatan orang Khowarij tadi, yaitu apa bom bunuh diri dan sebagainya, ini bukan dari jalan yang di disyariatkan oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم. Bahkan apa? Rosululloh صلى الله عليه وسلم melarang bunuh diri.

Sebagaimana di riwayatkan oleh Al Bukhoriy dan Muslim oleh Abu Hurairoh رضي الله عنه , dari nabi صلى الله عليه وسلم yang bersabda,

من تردّى من جبل فقتل نفسه؛ فهو في نار جهنم يتردى فيه خالدا مخلدا فيها أبدا

"Barang siapa jatuh dari gunung (maksudnya adalah sengaja menjatuhkan diri dari gunung), membunuh dirinya sendiri, maka dia berada didalam api neraka jahannam, terus menerus dia akan jatuh didalam neraka jahannam itu kekal selama-lamanya."

Ini ancaman, tetapi tentunya apa, dalil-dalil yang lain menunjukkan dia tidak kekal tapi kalau seharinya adalah 1000 tahun dan Alloh mengehendaki menghukum dia 5000 tahun di neraka. Itu jelas rasanya adalah seakan-akan kekal abadi lama sekali, walaupun tetap ada batas akhirnya. Tapi siapa yang mampu memikul itu.

Dan juga Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda,

من تحسى سما فقتلى نفسه فسمه في يده يتحسه في نار جهنم خالدا مخلدا فيها ابدا

"Barangsiapa menghirup racun lalu membunuh dirinya sendiri, maka racunnya itu nanti akan ada di tangannya dan dia akan terus menghirupnya di dalam neraka jahannam selama-lamanya, kekal selama-lamanya."

ومن قتل نفسه بحديده فحديدته في يده يجعو بها في بطنه في نار جهنم خالدا مخلدا فيها ابدا

"Barangsiapa membunuh dirinya dengan besi, maka besinya itu nanti akan ada di tangannya, lalu dengan besinya itu dia akan menusukkan besi tadi ke perutnya di dalam neraka jahanam dalam keadaan kekal selama-lamanya."

Ini ancaman yang sangat mengerikan dan menakutkan. Di dalam neraka tersiksa terus menerus dalam waktu yang lama sesuai dengan alat yang dia pakai untuk membunuh dirinya sendiri.

Maka apakah tidak berfikir orang-orang Khowarij itu. Bagaimana mereka nanti akan meletupkan, mereka akan meledakkan dirinya sendiri terus menerus didalam neraka, entah berapa ribu tahun, berapa juta tahun kita tidak tahu. Walaupun ada batas akhirnya tapi nabi mengatakan خالدا مخلدا فيها ابدا. Ini adalah waktu yang teramat sangat panjang dibandingkan dengan umur didunia.

Maka bodoh sekali orang yang disuruh untuk melakukan itu dan dia mau. Kenapa dia tidak berfikir sejenak? Kalau memang ini adalah surga, kalau memang bayarannya itu pasti surga, kenapa para pemimpinnya itu tidak berlomba-lomba mengejar surga, justru menyuruh orang lain yang melakukan. Kenapa mereka sendiri tidak mau melakukan itu?. Ini bodohnya orang yang memimpin dan orang yang dipimpin نعوذ بالله.

Thoyyib, kemudian hendaknya kita berfikir, bagaimana dia mengharapkan mendapatkan surga dengan amal yang sangat busuk dan buruk tadi, sementara dia mengamalkan sesuatu yang justru diancam dengan siksaan yang pedih dan sangat keras didalam neraka, berdasarkan hadits tadi, hadits Muttafaqun Alaih dari Abu Hurairoh رضيالله عنه.

Kemudian dari sisi yang lain, dari hadits Ibni Abbas رضي الله عنهما , bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda,

لا ضرر ولا ضرار

"Tidak boleh membahayakan dirinya sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain."

Ini tadi apa? Melakukan bom bunuh diri? Membahayakan diri sendiri, sekaligus membahayakan orang lain. Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam At Thobrani didalam Ausad dan pendukung-pendukung yang lain, dan ini adalah hadits yang jayyid.

Maka bagaimana dia mengklaim ini adalah ajaran nabi sementara dia sendiri melanggar hadits nabi sekian banyak.
Bagaimana dia mengharapkan masuk surga dengan amalan busuk tadi sementara dia telah membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.

Thoyyib, dan bagaimana dia mengharapkan masuk surga sementara dia telah menyelisihi jalannya nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sehingga dia berhak untuk mendapatkan siksaan sebagai seorang Mubtadi' kerana ini adalah amalan Mubtadi'ah.

Sebagaimana diriwayatkan oleh, kalau asal haditsnya itu dari Imam Muslim, dalam Shohih Muslim,tetapi kelengkapannya itu diluar Shohih Muslim, yaitu di dalam Sunan al Kubra punya Imam An Nasa'ie رحمه الله. Juga apa Ibnu Khuzaimah di dalam kitab shohih beliau. Dan haditsnya shohih, yaitu dari Jabir رضي الله عنه yang mana beliau mengatakan,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول في خطبته

Kemudian menyebutkan pembukaannya sampai kepada sabda Rosululloh صلى الله عليه وسلم ,

من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله
:أما بعد
فإن أصدق الحديث كتاب الله، وخير الهدي هدي محمد ﷺ، وشر الأمور محدثاتها، وكل محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار

"Barangsiapa diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang mampu menyesatkan dia. Dan barangsiapa disesatkan oleh Alloh,maka tidak ada orang yang mampu memberikan petunjuk kepadanya.
Dan sesungguhnya ucapan yang terbaik adalah Kitabulloh dan jalan yang paling bagus adalah jalan Muhammad صلى الله عليه وسلم.
Kemudian perkara yang paling buruk adalah perkara-perkara yang dibuat-buat. Dan setiap perkara yang dibuat-buat itu adalah bid'ah. Dan setiap bid'ah adalah kesesatan. Dan setiap kesesatan itu didalam neraka."

Maka ancamannya adalah neraka. Bagaimana dia malah mengharapkan masuk surga dengan amalan bid'ah tadi? Ini adalah kebodohan yang نعوذ بالله berkali-kali lipat.

Makanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم di dalam hadits yang shohih, Muttafaqun alaih, telah menyebutkan tentang keadaan Khowarij. Mereka itu adalah,

حدثاء الأسنان سفهاء الأحلام

"Mereka adalah orang yang masih muda dan akalnya itu masih sangat bodoh," نعوذ بالله , tidak mau kembali kepada ulama', ulama rabbaniyun.

Thoyyib, Maka bagaimana dia mengharapkan masuk surga dengan amalan busuk tadi sementara amalan busuk tadi termasuk dari bid'ah dan bid'ah itu tertolak.

Sebagaimana hadits yang ma'ruf diriwayatkan oleh Imam Bukhoriy dan Muslim dari 'Aisyah رضي الله عنها, yang mana Rosululloh bersabda,

<<من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد>>

"Barangsiapa membuat perkara baru didalam syariat kami ini, padahal ia bukan dari ajaran kami, maka dia itu tertolak."

Thoyyib, Bagaimana dia mengharapkan masuk surga dengan operasi bom bunuh diri tadi padahal ia sebagian dari bid'ah, dan bid'ah itu menyebabkan kebinasaan, sebagaimana dalam hadits yang shohih di diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abdullah Ibnu Amr رضي الله عنهما, bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda,

«ان لِكُلِّ عملٍ شِرَّةٌ، ولِكُلِّ شرَّةٍ فَترةٌ، فمن كانَت فَترتُهُ إلى سنَّتي، فَقد أفلحَ، ومَن كانت فطرته إلى غيرِ ذلِكَ فقد هلَكَ»

"Sesungguhnya setiap amalan memiliki masa puncak (masa semangat) tetapi apa, masalahnya, setiap masa, setelah memiliki masa semangat, itu akan memiliki kelesuan. Maka barangsiapa masa lesunya diarahkan kepada sunnahku, sungguh dia telah beruntung. Tapi barangsiapa masa lesunya di arah kepada yang lain, maka dia binasa."

Ini menunjukkan kalau menyelisihi sunnah nabi, dia akan binasa.

Thoyyib, demikian pula didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah, haditsnya hasan li ghairih, dari Irbad bin Sariyah رضي الله عنه, yang mana Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda,

لقد تركتُكم على البيضاءِ ليلِها كنهارِها لا يزيغُ عنها بعدي إلا هالِكٌ

"Aku telah meninggalkan kalian diatas syariat, diatas jalan yang terang benderang, malamnya itu, yaitu بيضاء maksudnya adalah putih, tapi putih yang terang. Malamnya itu jelas seperti siangnya. Tidak ada yang menyimpang darinya sepeninggalku kecuali dia binasa." Yang tidak setia dengan sunnah nabi, dia akan binasa. Yang ikut bid'ah, maka dia akan binasa.

Thoyyib, bagaimana dia mengharapkan masuk surga dengan operasi bom bunuh diri tadi, padahal ini termasuk dari bid'ah dan bid'ah adalah kesesatan sebagaimana hadits yang telah kita lewati.
Dan juga sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, haditsnya shohih, dari salah seorang sahabat dari Anshor رضي الله عنه, bahawasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda,

من إقتداب فهو مني ومن رغب إن سنتي فليس مني إن لكل عمل شرة ثم فطرة فمن كانت فطرته إلى بدعة فقد ضل ومن كانت فطرته إلى سنة فقد اهتدى

"Barangsiapa meneladani aku, maka dia termasuk dari golonganku. Dan barangsiapa membenci sunnahku, maka dia bukan termasuk dari golonganku. Sesungguhnya setiap amalan itu dia memiliki masa puncak. Kemudian akan memiliki kelesuan. Maka barangsiapa kelesuannya diarahkan kepada kebid'ahan, sungguh dia telah tersesat. Dan barangsiapa kelesuannya tetap diarahkan kepada sunnah, yaitu dia berusaha mengikuti sunnah, maka dia telah mendapatkan hidayah."

Thoyyib, ini adalah nasihat yang sangat penting dari Rosululloh صلى الله عليه وسلم. Maka bagaimana orang tadi yang melakukan operasi bom bunuh diri. Dia mengharapkan masuk surga, sementara ini adalah kebid'ahan dan nabi صلى الله عليه وسلم sama sekali tidak pernah memuji kebid'ahan. Bahkan nabi telah menghukumi bahawasanya kebid'ahan adalah perkara yang paling buruk, bukan perkara buruk, bukan perkara halal tapi bahkan paling buruk.

Sebagaimana hadits yang terkenal dari Irbad bin Sariyah رضي الله عنه, yang diriwayatkan oleh Ashabus Sunan dan Imam Ahmad dan yang lainnya, yang mana Rosululloh صلى الله عليه وسلم berpesan setelah sholat subuh itu,

أوصيكم بتقوى الله ، والسمع والطاعة وإن عبد حبشي

"Aku wasiyatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Alloh dan untuk tetap mendengar dan taat walaupun yang memimpin kalian adalah hamba sahaya dari Habasyah, dari Ethiopia."

فإنه من يعش منكم بعد فسيرى اختلافاً كثيراً‏

"Kerana sesungguhnya orang yang hidup sepeninggalku di antara kalian, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak,"

فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين

"Maka kalian harus setia dengan sunnahku, dan sunnah khulafa ar rasyidin al mahdiyyin yang, yaitu yang mendapatkan petunjuk dan terbimbing,"

تمسكوا بها وعضو عليها بالنواجذ

"Berpegang teguhlah kalian dengan itu dan gigitlah itu dengan gigi geraham kalian."

وإياكم ومحدثات الأمور

"Hindarkan diri kalian dan hindarilah perkara-perkara yang baru,"

فإن كل محدثة بدعة

"Kerana sesungguhnya setiap perkara yang baru adalah bid'ah,"

وكل بدعة ضلالة

"Dan setiap kebid'ahan adalah kesesatan."

Thoyyib, jadi ini perkara yang paling buruk. Bagaimana mengharapkan masuk surga melalui amalan yang paling buruk, ini mubtadi'.

Dan Rosululloh memerintahkan tetap dengar dan taat, tidak melakukan pemberontakan, tidak melakukan pembangkangan dan sebagainya. Adapun kalau pemerintah melakukan maksiat, memang tak boleh kita melakukan maksiat juga. Tetapi apa, jangan melakukan pemberontakan.

Rosululloh mengatakan,

وإن عبدا حبشي

Walaupun yang memimpin kalian adalah hamba sahaya dari Ethiopia, yaitu apa walaupun maksiat nya banyak, kerana asal dari pemimpin adalah orang merdeka, harom hamba sahaya untuk memimpin negara. Maka ini adalah dosa besar, dia justru malah menjadi kepala negara.

Kemudian Habasyah, asal dari pemimpin itu dari Quraisy. Tapi walaupun kenyataannya yang memimpin itu bukan dari Quraisy, ini adalah kemaksiatan. Maka Rosululloh memerintahkan untuk tidak melakukan pemberontakan.

Thoyyib, ini menunjukkan walaupun pemerintah nya terbentuk dengan cara yang bathil, dengan cara yang salah atau dia melakukan kebathilan dan kesalahan, tidak boleh dia itu di berontak dan seterusnya. Ini dalil yang sangat jelas. Kecuali dengan apa, yang Rosululloh perkecualikan dan Muslimin tidak layak dengan alasan ada perkecualian lalu orang melakukan pemberontakan di negeri-negeri kaum Muslimin, baik di Indonesia ataupun di Malaysia ataupun juga di negara-negara yang lain, ma'ruf. Thoyyib.

Kemudian ketika terjadi perselisihan, Rosululloh menyuruh untuk setia dengan sunnah beliau dan sunnah khulafa ur rasyidin.

Thoyyib, Alloh تعالى memerintahkan ketika terjadi perselisihan, pertengkaran, demikian pula perdebatan maka harus kembali kepada Alloh dan rosulNya.

Alloh تعالى berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

"Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Alloh dan taatilah Rosul dan para pemegang urusan dari kalian (para ulil amri) kemudian apabila kalian berselisih pendapat tentang suatu perkara, maka kembalikan hal itu kepada Alloh dan rosul, apabila kalian memang beriman kepada Alloh dan hari akhir, yang demikian itulah yang terbaik dan paling bagus kesudahannya."

Jadi diperintah untuk taat kepada Alloh, taat kepada rosul dan ulil amri. Tak ada pemerintah yang memerintahkan bom bunuh diri. Dan tidak ada ulama yang memerintahkan bom bunuh diri. Maka memang mereka adalah Khowarij bukan dari kalangan Salafiyun.

Kemudian kalau terjadi perselisihan, perselisihan apapun, kembalikan kepada Alloh dan kepada rosul, apabila memang kalian orang-orang yang beriman. Dan pelaksanaan bom bunuh diri, ini bukan dari syariat Alloh تعالى dan juga bukan dari syariat Rosululloh صلى الله عليه وسلم sedikit pun.

Dan didalam hadits tadi, dalam hadits yang Irbad bin Sariyah, Rosululloh صلى الله عليه وسلم memerintahkan ketika terjadi perselisihan, untuk apa, kita kokoh diatas sunnah beliau dan sunnah khulafa ur rasyidin رضي الله عنهم, dan bom bunuh diri bukan dari sunnah khulafa ur rasyidin.

Demikian pula diriwayatkan dari Imam Muslim dari hadits Abi Qotadah al Anshoriy رضي الله عنه, bahwasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda,

فأ يطيئو ايو بكر وامر يرشدو

"Seandainya mereka mau taat pada Abu Bakr dan Umar, niscaya mereka mendapatkan bimbingan," 
sementara bom bunuh diri, ini bukan dari sunnah Abu Bakr dan Umar. Mereka adalah orang-orang yang tersesat, yang tidak mau mengikuti sunnah Abu Bakr dan Umar.

Kesimpulannya apa? Bahawasanya keterjagaan dari kesesatan dan kesengsaraan, dan juga kebathilan serta kesalahan ketika terjadi perselisihan dan pertengkaran, kuncinya adalah apa, yaitu kita kokoh diatas syariat Rosululloh صلى الله عليه وسلم yang sudah ada, sebelum dikenalnya bom bunuh diri dan sebagainya ini. Thoyyib, sebelum munculnya para Khowarij dan juga setia dengan pemahaman صدر هذه الأمة, yaitu para salaf, dan tidak ada di kalangan salaf yang melakukan bom bunuh diri atau sengaja membunuh dirinya sendiri untuk sambil membunuh orang lain, tidak ada.

Memang saya tahu, orang-orang Khowarij itu memiliki beberapa syubuhat. Oh dalil ini, dalil ini, ternyata itu bukan dalil tapi itu syubuhat. Karena apa? Dalil yang mereka datangkan, itu mereka letakkan bukan pada tempatnya. Sebagaimana telah dijeĺaskan oleh para ulama Salafiyun.

Thoyyib, diriwayatkan oleh Imam At Thobrani didalam Mu'jamul Kabir dan Ath Thohawi dalam Syarah Maanil Atsar, haditsnya shohih, ma'ruf di kalangan ahlussunnah wal jamaah.

Dari Abi Waqid al Laitsi رضي الله عنه , bahawasanya Rosululloh صلى الله عليه وسلم pernah bersabda dalam keadaan kami duduk di lantai,

إنها ستكون فتنة

"Sesungguhnya akan terjadi kekacauan." Maka para sahabat bertanya, "Bagaimana kami wahai Rosululloh, bagaimana kami akan berbuat?" Maka Rosululloh bersabda,

ترجعون إلى أمركم الاول

"Kembalilah kalian kepada urusan kalian yang pertama," yaitu kembalikan kepada syariat yang pertama kepada pemahaman jamaatus sahabah sebelum para sahabat mengalami perselisihan. Itulah urusan yang pertama, bukan ajaran para Khowarij yang mereka itu memiliki pemikiran-pemikiran belakangan, bukan ajaran nabi, bukan ajaran jamaatus sahabah.

Thoyyib, maka sama sekali bom bunuh diri dan yang semacam itu bukan dari Qur'an, bukan dari Sunnah dan bukan pula dari Salafiyyah. Maka barangsiapa melakukan amalan bom bunuh diri itu, lalu menisbatkan dirinya dan amalannya kepada Salafiyyah, sungguh dia telah dusta dan membuat kebid'ahan.

Kemudian dari sisi yang lain, barangsiapa menuduh para Salafiyun melakukan bom bunuh diri, berarti dia telah membuat kebohongan atas nama Salafiyun. Semoga laknat Alloh tercurah dan menimpa kepada orang-orang yang melakukan tuduhan-tuduhan palsu tadi.

Bom bunuh diri, ini datang dari sebahagian Mubtadi'ah, yang mereka adalah orang-orang kafir yaitu dulunya ini ajaran orang kafir yang membuat bid'ah-bid'ah bom bunuh diri.

Kemudian amalan ini diikuti oleh para Mubtadi'ah dari kalangan Muslimin. Ye ma'ruf, rata-rata Mubtadi'ah memang suka mengekor, suka meniru gaya orang-orang kafir. Thoyyib, baik itu dari kalangan Ikhwanul Muslimin, memang mereka suka meniru gaya orang-orang kafir. Ataupun juga dari kelompok-kelompok yang lain seperti yang dikatakan sebagai Jemaah Islamiyah atau juga apa, Al Qaeda atau ISIS dan seterusnya.

Mereka ini Khowarij dan mereka banyak meniru gaya-gaya nya orang kafir walaupun mengaku benci orang kafir. Ini memang karakter mereka, karekter kebid'ahan dan yang namanya bid'ah memang akan cenderung membawa pelakunya untuk menghalalkan pedang terhadap kaum Muslimin. Baik mereka mengakui ataupun tidak, memang ujung-ujungnya kesitu.
Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ad Darimi di dalam Sunan beliau. Dan Al Ajuri didalam Syari'ah dengan sanad yang shohih dari Abi Qilabah alJarni رحمه الله, beliau mengatakan,

ما تدع رجل رد بدعة إلا تحس الصيف

"Tidaklah seseorang membuat suatu bid'ah sama sekali kecuali dia nanti akan menghalalkan pedang." 

Yaitu cepat atau lambat, dia akan mengarahkan pembunuhan kepada kaum Muslimin atau minimalnya adalah bermudah-mudah mengkafirkan kaum Muslimin. Dan ini ma'ruf. Itulah yang sering terjadi dan ini bukan dari Islam dan ini bukan dari Salafiyyah.

Dan saya tahu sebahagian Mubtadi'ah dari kalangan Sufiyah dan lain-lain, yang memang sangat dengki dan dendam kepada para Salafiyun, mereka menuduh pengikut Imam Muhammad bin Abdul Wahhab an Najdiy رحمه الله atau sebagian dari pengikut Syaikh Muhammad an Najdiy telah melakukan amalan bom bunuh diri. Atau menuduh bahawasanya asal dari bom bunuh diri ini adalah dari para Salafiyun atau sebahagian dari Salafiyun, dan ini kedustaan yang sangat jelas.

Para Mubtadi'ah, memang kita tahu mereka sudah biasa dusta atas nama Alloh dan rosulNya,maka jangan heran kalau mereka bermudah-mudahan untuk berdusta menuduh Salafiyun, menuduh lawan mereka dari kalangan Salafiyin. Dan ini ma'ruf, yang seperti ini. Dan termasuk yang sering terkena tuduhan adalah Imam an Najdiy رحمه الله dan para pengikut mereka.

الحمد لله Kami bukan pengekor Imam An Najdiy. Kami adalah para Salafiyun, mengikuti salaf yang tertinggi yaitu nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم yang menamakan diri beliau adalah salaf.

Adapun Imam An Najdiy beliau termasuk dari para ulama Salafiyin. Beliau tidak pernah memerintahkan umat melakukan membunuh diri dan sebagainya. Tetapi beliau hanya memerintahkan umat untuk taat pada Alloh, taat pada rosulNya dan tidak berbuat bid'ah.

Thoyyib, setiap orang punya kesalahan. Tetapi apa, kita tahu Imam An Najdiy tidak pernah mengajarkan untuk menjadi Khowarij dan seperti itu. Imam An Najdiy memerintahkan umat untuk melakukan perbaikan bukan kerosakan, sementara bom bunuh diri ini adalah merusak negeri-negeri, merusak negara, merusak para hamba dan seterusnya.

Barangsiapa membaca kitab-kitab beliau, dia akan mendapati beliau itu berusaha untuk mengikuti Qur'an was Sunnah dan Salafiyyah. Tidak memerintahkan bom bunuh diri dan seterusnya. Beliau memerintahkan untuk umat ini kokoh di atas Sirotul Mustaqim, tidak kurang dan tidak lebih, tidak bersikap berlebihan, ghuluw, dan tidak pula melakukan taksir yaitu kurang.

Adapun barang siapa, dan saya tahu itu ada aje, sebagaimana itu terjadi di firqoh-firqoh diseluruh dunia, membaca buku yang baik, bukan hanya membaca buku Syaikh Muhammad bahkan membaca hadits atau bahkan membaca Qur'an, tapi ternyata setelah itu muncul pada dirinya emosional, lalu dengan emosional yang tidak dibimbing oleh ulama ini, lalu dia mengikuti pemikiran-pemikiran Khowarij, merasa sudah pandai, tidak perlu bimbingan para ulama, bahkan menuduh ulama' sebagai umala', sebagai apa, pegawainya pemerintah atau penjilat pemerintah نعوذ بالله, bahkan sebenarnya para Khowarij itu yang sering dapat bantuan dari pemerintah kerana pandai menjilat.

Kami para Salafiyun tidak mau minta-minta bahkan sering kami para Salafiyun tidak mengikuti perintah pemerintah apabila memang itu mungkar, sehingga memang ma'ruf, kami.tidak disukai pemerintah. Bagaimana kami dituduh sebagai umala', sebagai pengekor, pengikut dan penjilat pemerintah.

Tapi kami melarang untuk memberontak. Kami memerintahkan untuk selalu menghormati pemerintah tanpa melakukan fanatisme ini dan itu.

Thoyyib, maka orang-orang yang kemudian bergabung dengan pemikiran Khowarij, mereka tidak ikut ulama. Mereka tidak ikut syariat Islam sedikit pun dan tidak pula meneladani Imam Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdiy رحمه الله تعالى.

Dan dari sisi yang lain, amalan intihariyah yaitu bom bunuh diri, ini betul-betul bertentangan dengan prinsip-prinsip didalam ushul fiqh, yang mana di dalam ushul fiqh telah menyebutkan,

اذا تذاهمات المفسادة فرإي باخاف هما

Apabila ada dua kerusakan yang saling berdesakan, yaitu kita mau tidak mau harus memilih satu dari dua itu, tak mungkin menghindar, maka kita diperintahkan untuk memilih yang paling ringan. Thoyyib kalau pemerintah memang membuat dzolim dan siapa yang tidak pernah membuat dzolim. Kalau pemerintah salah dalam ijtihad, atau berbuat maksiat atau apa, memang ini adalah suatu mafsadah. Tapi mafsadahnya jauh lebih ringan daripada kita melakukan pemberontakan atau apa lagi, bom bunuh diri.

Mungkin kalian wahai para Khowarij membunuh 2, 3 atau sepuluh orang, tapi umat ini akan terkena getahnya. Umat ini akan dituduh sebagai Khowarij, akan dituduh sebagai, apa istilahnya pengganas kalau di Malaysia, dikatakan sebagai Terrorisme dan sebagainya. Lalu apa manfaatnya ? Apa faedahnya? Apa faedahnya kalian meledakkan gereja? Sebentar lagi terjejasnya akan dibangun dengan apa, dengan bantuan dari internasional atau bantuan dari pemerintah atau juga apa, bantuan dari, yang dikatakan sebagai asuransi, kalau Malaysia bilang insurans dan sebagainya itu. Kalian tidak menguntungkan Islam sedikitpun wahai para pelaku bom bunuh diri.

Justru kalian menguntungkan orang kafir yang semakin menekan pemerintah kita sehingga mau tidak mau pemerintah dengan politik akan berusaha memenuhi permintaan orang kafir untuk melepaskan diri dari tuduhan.

Akhirnya kita yang ditekankan. Kalian tidak menguntungkan ahlus sunnah sama sekali wahai para Khowarij dan tidak menguntungkan Islam sedikitpun. Dan bahkan kalian menyebabkan para Mubtadi'ah semakin gencar menuduh kami para Salafiyun.

والله المستعان
سبحانك اللهم وبحمدك لا إله إلا أنت أستغفرك واتوب إليك والحمد لله رب العالمين

Sumber: t.me/soaljawab_sheikhabufairuz/874
Judul: Oleh SalafyWeb.Com
Diposting & Diedit seperlunya di Blog ini.
salafush sholih salafussholeh shalih salafus rabbaniyyun haram berkata zalim thayyib rasulullah bukhari Hurairah mahu justeru surga kitabullah ashar batil rasul teroris terorisme radikal radikalisme isis
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال