JS Post by Label

Hukum Vonis Syaikh Abu Fairuz terhadap Abu Hazim Sebagai Hizby Mubtadi' Teranggap dan Diterima

Al-Ustadz Abu Hanan Utsman As-Sandakaniy .

Dengan Beberapa Sebab:

1) Pertama:

Dan termasuk kebid'ahan adalah tawaqquf / belum menerima ucapan seorang Alim yang dikuatkan dengan hujjah dan burhan dalam vonis hingga berbicara ulama tertentu.

Berkata Syaikh kami Al-Allamah Al-Muhaddits An-Naashihul Amin Yahya Bin 'Ali Al-Hajuriy حفظه الله:

من البدعة أن يتوقف من کلام عالم مؤيد بالأدلة والبراهين في رجل حتى يتكلم بقية العلماء.

"Termasuk dari kebid'ahan tawaqquf (berhenti/belum mau menerima) ucapan seorang Alim yang di kuatkan dengan dalil-dalil dan burhan tentang seorang pria hingga berbicara para ulama yang lain." [Di catat 19 jumadits tsaniyyah 1430, Lihat At Tajliyah li Amaraat Al Hizbiyyah.]

Kalau ada yang beralasan masih menunggu ulama kibar yang berbicara, Maka syubhat ini telah di bantah oleh Syaikh Abu Fairuz sendiri dalam buku bahasa arabnya yang berjudul:

عشرات أجوبة لمنتظري فتوى كبار العلماء فى قبول الحجة

"Belasan Jawaban bagi Para Penunggu Kibar Ulama dalam Menerima Hujjah (Kebenaran)"

2) Kedua:

Dan termasuk dari perkara yang sudah diketahui di sisi Ahlis sunnah adalah:

الجرح المفصل او المفسر مقدم على التعديل المبهم

"MENGEDEPANKAN JARH (celaan yang) TERPERINCI ATAS TA'DIL (pujian) YANG MUBHAM"

من علم حجة على من لم يعلم

"Siapa yang mengetahui, maka itu hujjah bagi yang tidak mengetahui."

Dan sekalipun yang menjarh itu satu orang dan yang memuji banyak. Sebab jarh (kritikan) yang rinci itu lebih dikedepankan dari pada pujian. Karena ulama yang memberikan pujian, atau merekomendasi pada si fulan itu pujian dan rekomendasinya dibangun atas apa yang nampak pada ulama tersebut, dan prasangka baiknya ia terhadap si Fulan. Sementara yang mengkritik si fulan itu dibangun di atas ilmu dan bukti atau kenyataan yang ada. Dan tentunya ini ada tambahan ilmu bagi yang mengkritik.

Karena itulah kita katakan :

والله لو زكاه ابن باز والألباني الوادعي ما نفعه هذا، ما دام هو جرّح نفسه بمواقفه وبأفكاره وبالمناهج الملتوية التي سلكها في محاربة أهل الحق

"Demi Alloh, seandainya dia ditazkiyah (direkomendasi) oleh Ibnu Baz dan Al-Albani, Al-Wadi'y, ini tidak bermanfaat terhadapnya, selama dia menjarh dirinya sendiri dengan sikap-sikapnya, pemikiran-pemikirannya, dan manhaj-manhaj yang bengkok yang dia tempuh di dalam memerangi ahli Haq."

Dan jika ada yang mengatakan: ulama lain juga memuji Abu hazim.

Maka kita katakan: Maka rekomendasi dan tadzkiyyah terhadap seseorang itu harus didukung oleh ilmunya, amalannya, akhlaknya, baiknya perjalanan dakwahnya dan manhajnya, bukan semata tazkiyyah masyaikh terhadapnya.

Maka seorang Indonesia itu walaupun dia lulusan dari Jami'ah Islamiyyah Madinah, dan mendapatkan pujian oleh Syaikh Fauzan (misalkan), tapi kami dan kalian melihat dia di Indonesia justru rajin kumpul-kumpul dengan Sururiyyun maka pujian tadi tidak bermanfaat karena telah dibatalkan di dalam amalan sehari-harinya.

Dan Syaikhuna Muhammad bin Ma'ni حفظه الله mengatakan:

مسألة مهمة: الشخص إذا لم يشهد له منهجه ودعوته بأنه على الجادة طريق السنة وطريق السلف في العلم والعمل فلاتنفعه التزكيات

"Permasalahan penting: Seseorang apabila tidak dipersaksikan atas dirinya manhaj dan dakwahnya bahwa dia bersungguh-sungguh meniti diatas jalan sunnah dan jalan salaf pada keilmuan dan amalannya, maka rekomendasi-rekomendasi tidak bermanfaat untuknya." [Abu Ibrohim Muhammad bin Maani' Hafidzhohullooh, Aden Yaman, Senin 18 Romadhon 1441/11-5-2020 M]

3) Ketiga:

Dan juga kaedah yang sudah dikenal di sisi ahli sunnah:

..أهل مكة أدرى بشعابها

"Penduduk Makkah lebih tahu / memahami lembah-lembahnya (liku serta seluk-beluknya)."

Karena ini tentunya ada tambahan ilmu bagi orang yang tinggal satu kampung.

Berkata Al-Khotib Al-Bagh'dady رحمه الله setelah menyebutkan kaedah tersebut: dulu beliau berkata:

بلدي الرجل اعرف بالرجل

"Orang yang tinggal satu kampung dengan seorang itu lebih tahu tentang dirinya."

لما كان عندهم زيادة علم بخبره على ما علمه الغريب من ظاهر عدالته

"Dikarenakan disisi mereka (penduduk negeri tersebut) ada tambahan ilmu tentang berita orang itu melebihi pengetahuan orang asing (yang jauh dari negerinya) terhadap lahiriyyah 'adaalah (kelurusan agama) orang tadi."

[Al-Kifayah 1/333]

Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Al-Muhaddits Muqbil Al-Wadi'y رحمه الله:

كان المحدث الضعيف يتصنَّع ليحيى بن معين، ثم يحيى بن معين يقول: ثقة، وأهل بلده يُجرِّحونه من أجل هذا، فإذا رأيتَ يحيى يُوثِّق رجلًا غريبًا وقد جرحه أهل بلده، فأهل بلده أعلم من يحيى به

"Dahulu seorang ahli hadits yang lemah berpura-pura (dengan berhias dalam meriwayatkan hadits-hadits yang masyhur / shohih, pent') dihadapan Yahya bin Ma'in, hingga Yahya bin Ma'in berkata: "tsiqoh / terpercaya," sementara penduduk negerinya menjarahnya (orang tadi yang berpura-pura) dengan maksud ini.

Maka jika kamu melihat Yahya bin main mentsiqohkan seseorang yang asing, sementara penduduk negerinya telah menjarahnya (orang asing tersebut), Maka tentunya penduduk negerinya lebih mengetahui tentang orang tadi daripada Yahya bin main."

[Al_fatawa Al_Haditsiyah 2/28]

Dan juga Syaikh Al-Albaniy رحمه الله mengatakan kepada para tamu pengunjung beliau dari Yaman, ketika itu mereka mengatakan pada beliau, bahwa disana ada orang orang yang merendahkan Syaikh Muqbil (ulama Yaman), Maka beliau mengatakan kepada para tamu tersebut yang dari Yaman:

أما بالنسبة للشيخ مقبل فأهل مكة أدرى بشعابها والأخبار التي تأتينا منكم أكبر شهادة لكون الله عز وجل قد وفقه توفيقا ربما لا نعرف له مثيلا بالنسبة لبعض الدعاة الظاهرين اليوم على وجه الأرض

"Adapun tinjauan terhadap Syaikh Muqbil, maka penduduk Makkah lebih mengetahui lembah lembah kotanya, sementara berita-berita yang datang kepada kami dari kalian (maksudnya: para tamu pengunjung dari Yaman tentang berita Syaikh Muqbil) adalah sebesar-besar persaksian, karena Alloh telah memberikan taufik kepada Syaikh Muqbil, yang kami tidak mengetahui ada yang semisal dengan beliau dibandingkan dengan para da'i yang nampak pada hari ini di muka bumi." [Silsilah Al Huda wan Nur]

Dan hakikat dari keadaan seseorang tidak akan diketahui kecuali oleh orang-orang mengetahui hakikat jati dirinya dan hidup bersamanya dinegerinya.

سُئل الإمام أحمد عن الحارث المحاسبي: فقال: لا تغتر بتنكيس رأسه، فإنه رجل سوء، لا تكلمه، ذاك لا يعرفه إلا من خبره، أوّيه، أوّيه، ليس يعرف ذاك إلا من خبره وعرفه

"Imam Ahmad ditanya tentang Al Harits Al-Muhasiby, maka Imam Ahmad berkata: "Jangan kamu tertipu dengan ketundukan kepalanya (karena ketenangan dan kekhusyu'annya), sebab dia lelaki yang jelek, jangan kamu bicara padanya. Orang itu tidak ada yang mengenalnya kecuali orang yang tahu dan kenal dengan hakikat dirinya, awwih, awwih, tidak ada yang mengetahuinya kecuali yang tahu dan mengenal keadaan dirinya."" [Thabaqat Al_hanabilah 1/234]

Dan manusia yang paling mengetahui dan mengilmui tentang keadaan seseorang adalah penghuni penduduk negerinya, sebab kaidah:

أهل مكة أدرى بشعابها

Berkata Ibnu Adi' tentang Syaqiq Adh-dhobbiy:

شقيق الضبي كوفي لا أعرفه إلا هكذا، وكان من قصاص أهل الكوفة والغالب عليه القصص، ولا أعرف له أحاديث مسندة كما لغيره، وهو مذمومٌ عند أهل بلده، وهم أعرف به

"Beliau adalah seorang ahli Kufah, dan aku tidak mengetahuinya kecuali demikian, dan beliau dari para ahli kisah (tukang cerita) penduduk Kufah, dan kebanyakan atasnya kisah-kisah, dan aku tidak mengetahuinya ia punya hadits yang disandarkan pada sanad sebagaimana yang lainnya, sementara dia Syaqiq Adh-dhoby tercela di sisi penduduk negerinya dan mereka lebih tahu tentang dia." [Lihat tarjmah biografinya dalam Al-kamil]

Dan siapa yang tercela (telah dijarh atau divonis dengan hujjah dan burhan) oleh penduduk negerinya, maka tazkiyyah dari luar negerinya tidak akan bermanfaat, bahkan tidak akan menambah padanya kecuali kelemahan.

Berkata Al-Mu'allimy رحمه الله:

الراوي الذي يطعن فيه محدثو بلده طعنا شديدا لا يزيده ثناء الغرباء عليه إلا وهنا، لأن ذلك يشعر بأنه كان يتعمد التخليط فتزين لبعض الغرباء وعرف أهل بلده حقيقة حاله

"Seorang rawi yang para muhaddits negerinya mencelanya dengan celaan yang keras, maka tidak akan menambah pujian orang dari luar negerinya terhadap dirinya kecuali kelemahan, karena hal itu mengesankan bahwa orang tadi, yang tercela memang sengaja untuk melakukan pencampuran, kemudian ia menghiasi diri di hadapan sebagian orang yang di luar negerinya, sementara penduduk negerinya mengetahui hakikat keadaannya. [At-tankil hal 763]

*   *   *

Dan hal ini juga kami tanyakan pada ulama Yaman tentang vonis Syaikh Abu Fairuz Al Indonesiy حفظه الله

Pertanyaan:

Pertanyaan: "Apakah jawaban terbaru Syaikh Abu Fairuz di bawah ini ,bahwa beliau menghizbikan abu hazim cs?"

Jawaban: "Ya. Saya telah menghukumi dia sebagai hizbiy, sebagai mubtadi', karena dia terus-menerus di dalam kebid'ahannya, membangkang terhadap kebenaran, dan bangkit melakukan permusuhan terhadap para penasihat yang mengasihani dan menyayangi dirinya.

Dan proses kesabaran kami telah berlangsung sangat lama. Dan tidaklah saya tergesa² menghukumi orang seperti yang dituduhkan oleh para mumayyi'in, bahkan tahapan²nya dan percobaan telah berlangsung lama dan semakin terbukti kesombongan Abu Hazim terhadap thariqah Salaf dan para Salafiyyin.

Dan setelah ini, in sya Alloh saya tidak peduli dengan bantahan orang yang membantah tentang hukum tadi, siapapun dia. والحمد لله رب العالمين."

ابو حنان عثمان السندكاني: [3/7 16:10]
 ترجمة كاملة من كلام شيخنا ابي فيروز
:السؤال الذي وجه إليه
هل الشيخ أبو فيروز قد حزب ابا حازم وسلته؟

          :فالجواب
انا قد حكمت أبا حازم على انه حزبي ومبتدع لأنه يتمادي على بدعته، ويعاند على الحق وينصب العداوة للناصحين الذين يحبونه ويرحمونه
وصبرنا عليه, قد جرى فى مدة طويلة
ولست أنا مستعجلا فى حكم على الشخص كما يتهمني هؤلاء المميعون، بل المرحلة بعد المرحلة والتجربة بعد التجربة قد جرت فى وقت طويل ويزداد برهان كبره على طريقة السلف والسلفيين
وبعد هذا .ان شاء الله ما ابالي برد اي من كان يرد على ذلك الحكم
والحمد لله

Jawaban Syaikhuna Al-fadhil Thariq Al-Ba'dany حفظه الله:

[3/7 17:12] :الشيخ طارق
أهل مكة أدرى بشعابها

"Penduduk negeri Makkah lebih mengetahui lembah-lembah (seluk-beluk) kotanya (dari pada orang yang jauh disana)."

Kemudian pertanyaan selanjutnya:

[3/7 23:00] :ابو حنان عثمان السندكاني
:عفوا يا شيخنا. سائل يقول

".إذاً يا شيخنا من قولك "اهل مكة أدرى بشعابها

:مقصوده
المجروح إذا جُرح بالحق من أهل بلده فجرحه مقدم على تعديل غيره من خارج البلد لأنه ادرى به وكما قيل : اهل مكة أدرى بشعابها

Seorang penanya bertanya: "Kalau begitu wahai Syaikh kami dari ucapanmu: "Penduduk negeri Makkah lebih mengetahui lembah-lembah kotanya,"

Maksudnya:
Orang yang telah terjarh, jika dijarh dengan Haq (dengan hujjah dan burhan) dari penduduk negrinya, maka jarhnya dikedepankan atas pujian selainnya dari siapa yang berada di luar negerinya, sebab dia lebih mengetahui tentang orang yang dijarh tadi, sebagaimana dikatakan dalam kaidah: "Penduduk negeri Makkah lebih mengenal lembah-lembahnya (seluk-beluk kotanya).""

Jawaban Syaikhuna Thariq Al-Ba'dany حفظه الله:

[4/7 02:20] الشيخ طارق: نعم

"Na'am /iya (ini berarti beliau menerima jarh vonisnya Syaikh abu Fairuz terhadap abu hazim dengan kaidah yang beliau bawakan, pent')."

[Selesai penukilan]

Jawaban Syaikhuna Abu Amr' Al-hajury حفظه الله:

Dan ini juga yang ditanyakan oleh Akhuna Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq حفظه الله untuk meminta nasihat tentang vonis Syaikh Abu Fairuz kepada Syaikh Abu Amr' Al Hajuriy حفظهما الله.

Maka Syaikhuna Abu 'Amr Al-Hajuriy mengatakan:

الشيخ ابو فيروز رجل فاضل وداعي على هدى وثبات

"Syaikh Abu Fairuz adalah seorang yang punya keutamaan, dan beliau da'i yang berada di atas petunjuk dan kekokohan (di atas manhaj yang Haq)." [Selesai penukilan]

Dan kami katakan: Ucapan Syaikh Abu Amr ini sebagai isyarat atas dukungan beliau akan vonis Syaikh abu Fairuz. Karena jika dikembalikan kepada kaidah yang ma'ruf di sisi ahli sunnah.

- Jarh yang terperinci lebih dikedepankan dari pujian global.

- Siapa yang mengetahui, maka hujjah bagi yang tidak mengetahui.

- Penduduk negeri Makkah lebih mengetahui lembah lembahnya (dari pada orang yang jauh di sana).

Maka tiga kaidah di atas di bangun atas keilmuan Syaikh Abu Fairuz, keutamaan yang beliau miliki, ajakan beliau kepada huda/petunjuk dan kekokohannya beliau di atas manhaj sebagaimana yang telah disebutkan oleh Syaikh Abu 'Amr terhadap dirinya.

Berkata Ustadzuna Abu Sulaim Sulaiman Al-Ambony حفظه الله:

نعم، هذا تقرير منه

"Iya, ini persetujuan dari Syaikh Abu 'Amr terhadap (vonis Syaikh Abu Fairuz)."

Berkata Ustadzuna Abu Abdirrohman Shiddiq حفظه الله:

نعم، أنه لا يدفع الحكم ويرجع إلى الأصول (1) أن الجرح مفسر مقدم على تعديل المبهم (2) وبلدي الرجل أعرف به (3) أهل مكة أدرى بشعابها وغير ذلك من الأصول

"Iya, (Syaikh Abu Amr' Al Hajuriy setuju dengan vonis itu) dan beliau tidak menolak hukum vonis itu dan beliau juga kembali pada kaedah ushul: (1) Jarh yang terperinci dikedepankan dari pada pujian yang global, (2) Orang yang tinggal satu kampung dengan seseorang (yang di jarh) itu lebih tahu tentang dirinya, dan (3) Penduduk Makkah lebih tahu tentang seluk-beluk kotanya. Dan ilmu Ushul lain." [Selesai penukilan]

والله اعلم بالصواب
_______________________________

Telah dikoreksi dan di setujui oleh:
* Syaikhuna Abu Fairuz Abdurrohman Al-Jawi حفظه الله
* Ustadzuna Abu Abdirrohman Shiddiq Al bughisi حفظه الله
* Ustadzuna Abu Sulaim Sulaiman Al-Ambony حفظه الله
* Ustadzuna Abu Ismail Abdul 'Alim Al-Indunisy حفظه الله
* Ustadzuna Abu Zakariya Harits Al-jabaliy حفظه الله
* Syaikhuna Abu Turob Saif Bin Hadhor Al-Jawiy حفظه الله
* Ustadzuna Abu Abdillah Taufiq Hidayat حفظه الله

Disusun oleh:
Abu Hanan As Suhaily
8 Dzul Hijjah 1443_7/7/2022

Sumber: t.me/Nashihatulinnisa/9080
Diposting & Diedit seperlunya di Blog ini.
Judul: dari Sumbernya
Allah taufiq nasehat hakekat kaedah rowi bukti ingin arob arobnya kibarul ahlu ahli ahlus mekah mekkah menjarh jarh main tsiqoh khatib mentsiqohkan menjarhnya shahih tsiqah albani albany qoidah pujian rekomendasi hajury hajuri
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال