JS Post by Label

Persamaan Thoriqoh Hizbiyyah yang Ditempuh Ashabu TN bersama Pengikutnya dengan Thoriqoh Hizbiyyah Al Mar'iyyah (Bagian 7)

Al-Ustadz Abu Hanan Utsman As-Sandakaniy .
Dan dari apa yang telah diucapkan Ubaid Al-Jabiry Al-Hizby (Si pembela Abdurrohman Al-Mar'i Al-Hizby) dengan tuduhannya terhadap Syaikhuna Al-Allamah Yahya Al-Hajury حفظه الله:

كان يبيع فى دكان أبو ريالين، او كان يشتغل فى ورشة

"Bahwa beliau Syaikh Yahya (dulunya) kerja di toko abu riyalain (harga serba dua riyal), dan beliau juga kerja di bengkel." [Lihat Al-Hujaj Al-Kasyifah karya Syaikhuna Abu Hatim Yusuf Al-Jazairy hal. 434-435.]

Dan Ubaid Al-Hizby juga mengatakan:

وقد ذكرت في بعض المواطن أنّ نشأته ليست علميّة، نشأة الحجوري سوقيّة لأنّه كان يعمل في المملكة العربيّة السعوديّة أعمالاً كان يعمل حِرْفياً. فرواية تقول إنّه كان يعمل في ورشة سيارات. ورواية تقول: إنّه يعمل في محلات رخيصة السعر يسمونها كلّ شيء بريالين أو كلّ شيء بخمس ريال

"Sungguh aku telah menyebutkan pada sebagian tempat bahwa pertumbuhannya (Syaikh Yahya Al-Hajury) bukanlah pertumbuhan Ilmiah , pertumbuhan Syaikh Yahya pertumbuhan pasar, dikarenakan dahulu ia bekerja di Kerajaan Arab Saudi, sebagai buruh kasar, – suatu riwayat menyatakan: bahwa ia dahulu bekerja pada bengkel las, – dan riwayat yang lain menyatakan: ia dahulu bekerja pada toko murahan, Abu riyalain /serba 2 real atau 5 real."

Dan sekarang para pembaca bisa melihat bagaimana para pembela Asrama TN putri tanpa mahrom, juga melontarkan ucapan-ucapan yang serupa dengan Ubaid Al-Jabiry Al-Hizby dalam meremehkan pekerjaan orang orang yang berada di atas Al haq (yang telah menasihati akan kebathilan mereka, dan thoriqoh hizbiyyah yang mereka tempuh), ini tidak lain yang diinginkan mereka untuk menerangkan kepada manusia bahwa ahli Haq tersebut tidak tumbuh di atas pertumbuhan ilmiah dan agar tidak diterima hujjah mereka.

Ucapan Ali Abbas mangkutana: "Ulama dia bilang muqallid, ngigau dll, sementara dia hanya membawakan ucapan seseorang wanita yang tidak dikenal sebagai penuntut ilmu, apalagi pengajar atau dai'iyyah, dia hanya dikenal sebagai Herbalis."

Dan juga ucapannya yang tersebar, "kalian itu hanyalah sekedar sebagai pekerja bangunan, sibuk di pasar, bukan santri apalagi mau dikatakan penuntut ilmu."

Ucapan ADIB Bahmed dalam salah satu audionya: "Ummu Yusuf (istri Syaikh Muhammad Ma'niy حفظه الله) bukanlah seorang perempuan yang sibuk dengan ilmu, atau dikenal pencari ilmu, karena dia dikenal sebagai dokter, tukang pijat, antri di rumah dia, karena banyak perempuan..."

Ucapan Abdul Ghafur Al-Marosy dalam audionya mengatakan ke ana, "(Abu sirwal)...."

Dan ketahuilah:

فمثل هذا وغيره من كلامكم خرج من تربة الحزبية، وأنتم تغديتم عليه

Maka yang semisal ini dan selainnya dari ucapan kalian, keluar dari debu hizbiyyah, sedangkan kalian menjadikannya sebagai asupan makanan. Allaahu Musta'an.

Dan pekerjaan kami sebagai penjual sirwal magriby bukanlah suatu hal yang a'ib bagi kami, dan mudah-mudahan dengan sirwal tersebut dan buku yang kami tulis "SIRWAL VERSUS BANTHALUN di sertai dengan Syubhat dan bantahannya, dan fatwa ulama Yaman" sebagai tambahan ilmu bagaimana supaya ummat bisa meneladani Rosululloh صلى الله عليه وسلم dalam berpakaian yang syar'i.

والله يا اخوان لو ذهبت أكنس الشوارع أهون علي من آكل بالتسوؤل

Demi Alloh ya Ikhwan, seandainya aku pergi menyapu jalanan (sebagai pekerjaan) lebih ringan bagiku dari pada memakan dengan hasil meminta-minta.

Tidakkah kalian mengetahui akan keutamaan usaha yang bersih dan pekerjaan yang halal, baik itu pekerjaan pada bengkel atau perdagangan, atau kerajinan atau pertukangan kayu atau kuli bangunan, dan sementara kalian meremehkan pekerjaan tersebut.

Bukankah ini termasuk dari tasyabbuh dengan perkara Jahiliyyah, dan meremehkan apa yang Alloh عز و جل telah anugrahkan dengannya para ummat, baik dari kalangan para Nabi dan RosulNya, hamba-hamba yang beriman baik dari kalangan sahabat dan para imam hadits dari sisi pekerjaan mereka?

Dan sekarang kita melihat bagaimana hadits-hadits Rosululloh صلى الله عليه وسلم.

Dari Anas bin Malik رضي الله عنه‎ beliau berkata:

كان أخوان على عهد النبي صلى الله عليه و سلم فكان أحدهما يأتي النبي صلى الله عليه و سلم والآخر يحترف فشكى المحترف أخاه إلى النبي صلى الله عليه و سلم فقال: لعلك ترزق به

"Dahulu pada zaman Nabi صلى الله عليه وسلم ada dua orang bersaudara, salah satu dari mereka mendatangi Nabi صلى الله عليه وسلم (menimba ilmu)- dan yang satu bekerja, maka yang bekerja mengadukan saudaranya kepada Nabi صلى الله عليه وسلم maka Nabi bersabda: "Semoga engkau mendapatkan rezki karenanya."" [HR Imam At-Tirmidzy dalam Jami' dengan nomor 2345]

Wahai para Pembela TN,

أيسعكم أن تتنقصوا هذا الصحابي رضي الله عنه أنّه كان يعمل أعمالاً, وأنّه حِرفي ! بل هل يسعكم أن تتنقصوا أبا بكر الصديق رضي الله عنه الّذي أجمعوا على أنّه أفضل هذه الأمة بعد نبيّها ؛ بل هل يسعكم أن تتنقّصوا أنبياء الله عليهم الصلاة والسلام الّذين كانوا يأكلون من كسب أيديهم أنّهم كانوا حِرفيين

Apakah kalian diberikan keluasan untuk menghinakan sahabat ini رضي الله عنه yang ia dahulu bekerja!? dan ia adalah seorang pekerja, bahkan apakah kalian diberikan keluasan untuk menghinakan Abu Bakr Ash-Shiddiq رضي الله عنه‎ yang telah disepakati bahwa ia adalah sebaik-baik umat ini setelah Nabi, ataukah kalian diberikan keluasan untuk menghinakan Nabi-nabi Alloh –'Alaihimush-sholatu was-salam- yang mana mereka dahulu makan dari hasil kerja mereka dan mereka adalah para pekerja?

Berkata Imam Bukhory dalam kitab Al-Buyuu' dari Shohih-nya:

باب كسب الرجل وعمله بيده

"Bab: Usaha Seseorang dan Bekerjanya Dia dengan Tangannya."

Dari 'Aisyah رضی اللہ عنھا, ia berkata:

لما استخلف أبو بكر الصديق قال لقد علم قومي أن حرفتي لم تكن تعجز عن مؤونة أهلي وشغلت بأمر المسلمين فسيأكل آل أبي بكر من هذا المال ويحترف للمسلمين فيه

"Ketika Abu Bakr Ash-Shiddiq menjadi Kholifah ia berkata: "sungguh kaumku telah mengetahui bahwa pekerjaannku (usahaku) mencukupi kehidupan keluargaku, dan saya disibukkan urusan kaum muslimin, maka keluarga Abu Bakr akan memakan dari harta ini (dari baitul-mal) kemudian ia (Abu Bakr) akan bekerja untuk kaum muslimin dalam harta tersebut.""

'Aisyah رضی اللہ عنھا berkata:

كان أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم عمال أنفسهم وكان يكون لهم أرواح فقيل لهم( لو اغتسلتم ) رواه همام عن هشام عن أبيه عن عائشة

"Dahulu para sahabat Rosululloh صلى الله عليه وسلم adalah para pekerja, dan mereka mengeluarkan bau dari badan mereka (disebabkan pekerjaan) maka dikatakan kepada mereka: "seandainya kalian mandi.""

Abu Huroiroh رضي الله عنه‎ berkata: dari Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda:

أن داود عليه السلام كان لا يأكل إلا من عمل يده

"Sesungguhnya Dawud عليه السلام dahulu tidaklah makan kecuali dari hasil kerjanya."

Dan Alloh عز و جل telah memuji kenikmatan atas Nabi Dawud عليه الصلاة والسلم:

وَعَلَّمْنَاهُ صَنْعَةَ لَبُوسٍ لَكُمْ لِتُحْصِنَكُمْ مِنْ بَأْسِكُمْ فَهَلْ أَنْتُمْ شَاكِرُون

"Dan telah kami ajarkan kepada Dawud membuat baju besi untuk kalian, guna melindungi kalian dalam peperangan kalian, maka apakah kalian akan bersyukur." [QS. Al-Anbiya: 80]

Dan Alloh تعالى berfirman:

وَلَقَدْ آَتَيْنَا دَاوُودَ مِنَّا فَضْلًا يَا جِبَالُ أَوِّبِي مَعَهُ وَالطَّيْرَ وَأَلَنَّا لَهُ الْحَدِيدَ (10) أَنِ اعْمَلْ سَابِغَاتٍ وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِير

"Sungguh kami telah berikan kepada Dawud karunia dari kami, (kami berfirman) wahai gunung-gunung dan burung bertasbihlah bersamanya (Dawud), dan kami lunakkan baginya besi, buatlah baju-baju besi dan ukurlah As-sard, dan kerjakanlah amalan sholih, sesungguhnya Aku melihat apa yang kalian kerjakan." [QS. Saba' 10-11]

Berkata Imam Ibnu Katsir رحمه الله:

وهي الدروع. وقوله تعالى: ﴿وَقَدِّرْ فِي السَّرْدِ﴾ هذا إرشاد من الله لنبيه داود، عليه السلام، في تعليمه صنعة الدروع». اهـ

"Yang di maksud adalah baju-baju besi, firmannya: "ukurlah As-sard," ini adalah petunjuk dari Alloh bagi Nabi-nya Dawud عليه السلام dalam mengajarinya membuat baju-baju besi." [Tafsir Ibnu Katsir]

Rosululloh صلى الله عليه وسلم juga telah bersabda:

لأَنْ يَحْتَطِبَ أحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَسْألَ أحداً فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ

"Sungguh seorang yang bekerja memikul seikat kayu bakar di punggungnya, itu lebih baik daripada ia meminta-minta kepada orang lain, apakah orang itu memberinya atau tidak memberinya." [HR. Al-Bukhoriy dan Muslim dari Abu Hurairoh رضي الله عنه‎]

Dan Imam Al-Bukhoriy telah mengeluarkan dalam kitab "Al-'Ilm dari Shohihnya no. 118, bab Hifdhzul-'ilm" dan Muslim no. 2429 dari hadits Abu Hurariroh رضي الله عنه‎ berkata: "Sesungguhnya manusia berkata amat banyak Abu huroiroh (dalam Hadits), seandainya bukan karena dua ayat dalam kitabulloh saya tidak menyebutkan satu hadits pun, kemudian beliau membaca:

إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِنْ بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَئِكَ يَلْعَنُهُمُ اللَّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ (159) إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang kami turunkan dari keterangan-keterangan dan petunjuk setelah kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati oleh Alloh dan dilaknati oleh siapa saja yang melaknati. Kecuali orang-orang yang bertaubat , mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka bagi merekalah aku berikan taubat dan Aku adalah Maha penerima Taubat lagi Maha Penyayang." [QS. Al-Baqorah 159-160]

إن إخواننا من المهاجرين كان يشغلهم الصفق بالأسواق وإن إخواننا من الأنصار كان يشغلهم العمل في أموالهم وإن أبا هريرة كان يلزم رسول الله صلى الله عليه وسلم بشبع بطنه ويحضر ما لا يحضرون ويحفظ ما لا يحفظون

"Sesungguhnya saudara-saudara kami dari kalangan Muhajirin dahulu disibukkan dengan perdagangan, dan saudara-saudara kami dari kalangan Anshor disibukkan pekerjaan pada harta-harta (tanah) mereka, dan sungguh Abu Huroiroh dahulu bermulazamah dengan Rosululloh صلى الله عليه وسلم dengan isi perutnya (lapar) dan menghadiri apa yang mereka tidak hadiri dan menghapal apa yang mereka tidak hapalkan." 

[Selesai]

Dan berkata Abu Jahl:

فَلَوْ غَيْرُ أَكَّارٍ قَتَلَنِى

"Seandainya bukanlah para petani yang membunuhku."

Berkata An-Nawawi رحمه الله:

أشار أبو جهل إلى ابني عفراء الذين قتلاه وهما من الأنصار ؛ وهم أصحاب زرع ونخيل, ومعناه لو كان الذي قتلني غير أكار لكان أحب إليّ وأعظم لشأني ولم يكن عليّ نقص في ذلك

"Abu Jahl mengisyaratkan kepada kedua anak 'Afro' yang membunuhnya dan mereka berdua berasal dari Anshor, dan Anshor adalah para pemilik kebun dan kurma, maknanya adalah seandainya yang membunuhku bukanlah para petani maka lebih saya sukai dan lebih mulia bagiku dan tidak ada bagiku kekurangan dalam perkara tersebut."

Berkata Ibnu Al-Astir رحمه الله dalam An-Nihayah:

الأكار الزراع ؛ أراد به احتقاره وانتقاصه كيف مثله يقتل مثلي

"Al-Akkar Az-zurro' (petani) ia menginginkan dengan ucapan ini hinaan dan perendahan yaitu bagaimana mungkin untuk seperti mereka (petani) membunuh yang (mulia)sepertinya." [An-Nihayah.]

Dan maksudnya adalah orang-orang Jahiliyyah dahulu mencela sebagian para pekerja dengan pekerjaan yang baik seperti pertanian.

Dari Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amru Al-Anshori Al-Badri رضي الله عنه‎ ia berkata:

لما نزلت آية الصدقة كنا نحامل فجاء رجل فتصدق بشيء كثير فقالوا مرائي, وجاء رجل فتصدق بصاع, فقالوا: إن الله لغني عن صاع هذا فنزلت: ﴿الَّذِينَ يَلْمِزُونَ المُطَّوِّعِينَ مِنَ المُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لا يَجِدُونَ إِلاَّ جُهْدَهُمْ﴾ [التوبة:79]

"Ketika turun ayat perintah bersedekah, kami (bekerja) mengangkut (hasil sedekah) dengan punggung kami. Maka seseorang datang menyedekahkan sesuatu dalam jumlah banyak. Mereka (orang-orang munafik) berkata: "Ini orang yang ria (pamer)." Seorang lain datang lalu menyedekahkan satu ṣho'. Mereka berkata: "Alloh tidak membutuhkan ṣho' orang ini." Maka turunlan ayat, "(Orang-orang munafik) yaitu orang-orang yang mencela orang-orang Mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak punya (untuk disedekahkan) selain sekedar kesanggupannya.""

Berkata An-Nawawi رحمه الله: dan dalam riwayat yang ke-dua:

كُنَّا نُحَامِلُ عَلَى ظُهُورِنَا

"Dahulu kami memikul diatas punggung-punggung kami."

معناه نحمل على ظهورنا بالأجرة ونتصدق من تلك الأجرة, ففيه التحريض على الإعتناء بالصدقة وأنه إذا لم يكن له مال يتوصّل إلى تحصيل ما يتصدق به من حمل بالأجرة أو غيره من الأسباب المباحة

"maknanya adalah kami memikul diatas pundak kami dengan upah dan kami pun bersedekah dari upah rersebut, dalam hadits tsb terdapat anjuran untuk bersedekah, dan apabila tidak memiliki harta hendaknya berupaya untuk mendapatkan apa yang (bisa) disedekahkan dengannya, baik dengan memikul dengan upah ataukah dengan selainnya dari sebab-sebab yang boleh."

Berkata Ibnu Kastir رحمه الله dalam tafsir ayat ini:

الَّذِينَ يَلْمِزُونَ الْمُطَّوِّعِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ فِي الصَّدَقَاتِ وَالَّذِينَ لَا يَجِدُونَ إِلَّا جُهْدَهُمْ فَيَسْخَرُونَ مِنْهُمْ سَخِرَ اللَّهُ مِنْهُمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

"Orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah dengan sukarela dan mencela orang-orang yang tidak memperoleh (untuk sedekah) kecuali kesanggupan mereka, maka orang-orang munafiq menghina mereka, Alloh akan menghinakan mereka dan bagi mereka adalah siksaan yang pedih." [QS. At-Taubah: 79]

وهذه أيضاً من صفات المنافقين: لا يسلم أحد من عيبهم ولمزهم في جميع الأحوال، حتى ولا المتصدقون يسلمون منهم، إن جاء أحد منهم بمال جزيل قالوا: هذا مراء، وإن جاء بشيء يسير قالوا: إن الله لغني عن صدقة هذا». اهـ، وساق الحديث المذكور

"Dan ini termasuk dari sifat munafiqin, tidak ada seorangpun yang selamat dari celaan dan ejekan mereka dalam seluruh keadaan, bahkan orang-orang yang bersedekah juga tidak selamat dari mereka, apabila datang dari mereka (orang-orang yang bersedekah) dengan harta yang melimpah mereka berkata: "orang yang riya' (ingin dilihat)," apabila datang dengan suatu yang sedikit mereka berkata: "Sungguh Alloh tidaklah butuh sedekah orang ini."" Kemudian beliau menyebutkan hadist diatas.

[Tafsir Ibnu Katsir]

Maka benarlah Robb kita ketika berfirman:

كَلَّا إِنَّ الْإِنْسَانَ لَيَطْغَى أَنْ رَآَهُ اسْتَغْنَى

"Sesungguhnya Manusia benar-benar melampaui batas, apabila ia melihat dirinya merasa cukup."
 [QS. Al-'Alaq 6-7]

Dan ini sebagai nasihat bagi kalian wahai para pembela TN yang meremehkan pekerjaan seseorang yang halal, dikarenakan rasa kecukupan kalian, yang akhirnya kalian pun melampaui batas.

Berkata Syaikhuna Al-Allamah Yahya Al-Hajury حفظه الله:

لعله أطغاك الترف يا عبيد عن هذه الأدلة حتى بلغ بك الأمر أنك تتنقص أصحاب الحِرف الطيّبة, وتضاهي من قالوا:  ﴿مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الأَسْوَاقِ لَوْلا أُنزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا * أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنزٌ أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا وَقَالَ الظَّالِمُونَ إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلاَّ رَجُلاً مَسْحُورًا﴾ [الفرقان:8].

هذا وفي باب أهميّة الاحتراف واكتساب الرزق الحلال أدلة عظيمة وآثار جميلة عن الإمام أحمد وغيره, وحتّى لا أطيل عليك أيّها القارئ انظر منها في كتاب "الآداب الشرعية" لابن مفلح (3/424) وما بعدها في الموضوع.

"Boleh jadi hidup kemewahan telah membuatmu melampaui batas wahai Ubaid (termasuk para pembela TN, tambahan pent') dari dalil-dalil sampai pada dirimu perkara ini bahwasanya engkau merendahkan kadar dan kedudukan para pemilik pekerjaan yang baik. Dan engkau telah menyamai orang-orang yang mengatakan (didalam Al Qur'an):

مَالِ هَذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الأَسْوَاقِ لَوْلا أُنزِلَ إِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُونَ مَعَهُ نَذِيرًا * أَوْ يُلْقَى إِلَيْهِ كَنزٌ أَوْ تَكُونُ لَهُ جَنَّةٌ يَأْكُلُ مِنْهَا وَقَالَ الظَّالِمُونَ إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلاَّ رَجُلاً مَسْحُورًا

"Dan orang-orang Musyrik berkata: "Mengapa orang-orang ini yang mengaku-aku sebagai utusan Alloh (maksud mereka adalah Muhammad) memakan makanan seperti kita dan berjalan-jalan dipasar untuk mencari penghidupan? Mengapa Alloh tidak mengutus bersamanya satu malaikat yang mempersaksikan kebenarannya (memberikan peringatan), atau turun kepadanya perbendaharaan harta dari langit atau ia memiliki kebun yang besar yang dia dapat makan dari buah-buahannya?" orang-orang dzholim yang mendustakan berkata: "Kalian wahai kaum Mukminin, tidaklah mengikuti kecuali orang yang terkena pengaruh sihir yang merasuki akalnya."" [QS. Al-Furqon: 7]

Ini dan pada bab pentingnya pekerjaan dan berusaha mencari rizki yang halal terdapat dalil-dalil dan atsar yang indah dari Imam Ahmad dan selainnya, dan aku tidak ingin memperpanjang pembahasan untukmu wahai para pembaca."

[Lihat kitab Al-Adab Asy-Syariyyah 3/424 dan pembahasan setelahnya.]

Berkata Syaikhuna Al-Allamah Al-Muhaddits Yahya Al-Hajury حفظه الله sebagai kritikan terhadap Ubaid Al-Jabiry Al-Hizby:

فاتق الله يا عُبيد وأحذر أن تلفحك نزعة صوفية في ترك اكتساب الرزق الطيّب وأَنَّ ذلك مخلّ بأهله

واعلم أنّك قد تشبّهت بالجاهلية في عدّة أمور, انظرها في كتاب: "مسائل الجاهلية" للإمام محمد بن عبد الوهاب رحمه الله تحت المسائل المرقومة: مسألة رقم (4), ومسألة رقم(80), ومسألة رقم ( 91), ومسألة رقم(93), ومسألة رقم (101), ومسألة رقم(121). وأهمها هنا مسألة رقم( 98) لصلتها بالموضوع

"Bertakwalah engkau wahai Ubaid kepada Alloh. Dan aku memperingatkan akan kecenderungan orang sufi menimpa mukamu untuk meninggalkan mencari rezeki yang baik, dan hal tersebut merupakan cacat bagi pelakunya!!!

Maka ketahuilah bahwa engkau telah menyerupai perkara jahiliyyah pada beberapa perkara.
Lihat dalam kitab Masailul Jahiliyyah karya Abdul Wahhab An-Najdi dalam perkara no. 4, no. 80, no. 91, no. 101, no. 121, dan hal yang paling penting adalah no. 98 karena berkaitan dengan pembahasan."

[Selesai penukilan dari risalah beliau Al-Idhaah lima 'inda Ubaid Al-Jaabiry.]

Berhati-hati kalian wahai para pembela TN dari menempuh jalan jahiliyyah dengan meremehkan pekerjaan seseorang yang halal.

Berkata Al-Imam Muhammad Bin Abdul Wahhab An-Najdi رحمه الله:

المسألة الثامنة والتسعون‏:‏ افتخارهم بصنائعهم على من دونهم في ذلك: (الافتخارُ بالصَّنائعِ، كفعل أهلِ الرّحلتينِ على أهلِ الحرثِ) ‏

"Dari permasalahan (jahiliyyah) yang ke 98: Mereka (orang jahiliyyah dulu) berbangga dengan keahlian /pekerjaan mereka terhadap orang yang lebih rendah dari mereka, sebagaimana perbuatan orang yang melakukan dua kali perjalanan pada dua musim (dari pedagang kaum Qurais) terhadap petani."

Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Al-Fauzan حفظه الله dalam penjelasan akan poin tersebut:

الإفتخار بالصنائع، التاجر يفتخر بتجارته على الحرفي، وعلى النجار وعلى الحداد، والموظف يفتخر بوظيفته على من دونه من الموظفين

"Berbangga-bangga dengan pekerjaan atau keahlian, pedagang berbagga dengan dagangannya terhadap buruh, terhadap tukang kayu, dan pandai besi. Pegawai berbangga dengan jabatannya terhadap yang lebih rendah jabatannya."

المسلم لا يحتقر من هو دونه، بل لا يحتقر الناس عمومًا، فكيف يحتقر المسلمين لأجل حرفهم، وأنهم دون حرفته‏؟‏ هذا من أمور الجاهلية، كما ذكر الله عن قريش في الرحلتين، فالله سبحانه وتعالى أنعم على قريش بالرحلتين التجاريتين، رحلة الشتاء إلى اليمن، ورحلة الصيف إلى الشام؛ للتجارة، فهم يفتخرون على الناس بأنهم أصحاب الرحلتين، ويفتخرون على من دونهم من المزارعين وأهل الحرث‏.‏

وهذا يتناول كل من افتخر بصنعته أو وظيفته على من دونه، فالإنسان لا يستكبر‏.‏ ومن ذلك‏:‏ تنقصهم لمن حِرَفُهُم وصنائعهم ليست مثل حرف أشرافهم، كالحدادين والنجارين، وهذه خصلة لا تزال موجودة في بعض الناس‏

"Seorang muslim tidak boleh menghinakan siapa yang lebih rendah darinya, bahkan tidak boleh merendahkan manusia secara umum, maka bagaimana dengan merendahkan kaum muslimin dikarenakan pekerjaan mereka, dan mereka di bawah pekerjaannya? Ini dari perkara jahiliyyah, sebagaiman Alloh menyebutkan tentang Quraisy dalam dua perjalanan (dagangnya), Alloh سبحانه و تعالى memberikan kenikmatan bagi Quraisy dengan dua perjalanan, musim dingin ke negeri Yaman dan musim panas ke negeri Syam untuk perdagangan, maka mereka berbagga di hadapan manusia bahwa mereka adalah Ashhab rihlatain (yang sering melakukan dua perjalanan), dan mereka membanggakannya terhadap siapa yang lebih rendah dari mereka dari kalangan petani. Maka (perkara) ini mencakup semua yang berbangga-bangga dengan pekerjaanya (keahliannya) atau jabatannya terhadap yang lebih rendah, manusia tidak boleh sombong.

Dan dari hal ini: perendahan mereka terhadap yang usaha dan pekerjaannya lebih rendah dari para petinggi (pemuka kaum)nya, seperti tukang pandai besi, tukang kayu, dan sifat ini masih terus ada pada sebagian manusia...."

[Syarh Masail Jahiliyyah hal. 259-260]

Dan pertanyaan kami secara khusus buat Abdul Ghafur Al marosy:
Apa hukum seorang ngaku salafy yang kerjanya sebagai tukang servis hp, sementara hp sekarang adalah android dan hampir sebagian besar pemiliknya orang awwam untuk diperbaiki hpnya, yang mana mereka (menurut persangkaan terbesar) akan menggunakan pada perkara yang haram??

Berkata Ustadzuna Abu Abdirrohman Shiddiq Al-Bughisy حفظه الله: "Padahal dia sendiri punya pekerjaan servis hp yang butuh extra hati-hati dalam transaksi jangan sampai yang diperbaiki adalah hp orang fasiq yang menggunakan hpnya dalam perkara kemaksiatan berupa gambar bernyawa musik dan video."
_______________________________

Telah dikoreksi oleh: Ustadzuna Abu Abdirrohman Shiddiq Al-Bughisy حفظه الله

Abu Hanan As-Suhaily
7 Rajab 1443 - 8/2/ 2022

Sumber:  .me/Nashihatulinnisa/8671
Diposting & Diedit seperlunya di Blog ini.
Judul: dari Sumbernya dengan sedikit perubahan.
ilmiyyah abdurrahman ilmiyah hakekat ashaabu hurairah saleh shalih zhalim dzalim zalim furqan bukhari anshari ansar ansori badriy amr rabb rob rab nasehat hajuriy hajuri ubaiyd mahram rasulullah ubayd jabiri
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال