JS Post by Label

Waspada Kalian dari Orang yang Mutawaqqif dalam Fitnah yang Menyesatkan dengan Alasan Mejauhi Fitnah

Al-Ustadz Abu Hanan Utsman As-Sandakaniy . Dan Rosululloh صلى الله عليه وسلم telah bersabda dari sahabat Abu Sa'id Al-Khudri:

يُوشِكُ أَنْ يَكُونَ خَيْرَ مَالِ الْمُسْلِمِ غَنَمٌ يَتْبَعُ بِهَا شَعَفَ الْجِبَالِ وَمَوَاقِعَ الْقَطْرِ يَفِرُّ بِدِينِهِ مِنْ الْفِتَنِ.

"Hampir saja terjadi (suatu zaman) sebaik-baik harta seorang muslim adalah kambing yang digembalakannya di puncak gunung dan tempat tetesan-tetesan air, dia menyelamatkan diri dengan membawa agamanya dari fitnah." [HR. Al-Bukhoriy 6495]

Berkata Syaikhuna Abu Hatim Sa'id bin Da'as Al-Yafi' رحمه الله:

أن المسلم إنما يدفعه الى الفرار الحفاظ على الدين وسلامته مما يقدح فيه من الفتن، والفرار إنما يكون مكروه يضر فى الدين من كفر ومعصية. أما نصرة الحق وكشف الباطل وبيانه للناس بعلم وبصيرة وحكمة فمن المحبوب الذي ينفع المسلم عند الله لأنه من الجهاد فى سبيل الله ونصرة دينه لا يعقل ان يفر منه المسلم ويتخلى عنه.

"Seseorang muslim, hanya saja yang mendorongnya untuk lari (menyelamatkan dirinya) adalah menjaga agamanya dan keselamatan agamanya dari perkara yang bisa mencorengnya karena suatu fitnah, dan lari disini maksudnya: lari dari perkara yang dibenci yang akan membahayakan agamanya berupa kekafiran, kemaksiatan.

Adapun menolong Al Haq dan membuka cacat kebathilan dan penjelasan hal tersebut kepada manusia dengan ilmu, bashiroh dan hikmah, maka ini dari perkara yang dicintai, yang akan memberikan manfaat kepada seorang muslim di sisi Alloh, karena hal itu termasuk dalam bentuk jihad di jalan Alloh dan pertolongan terhadap agamaNya, tidak masuk akal seorang muslim lari darinya dan menjauh darinya (yaitu jihad di jalan Alloh dan menolong agama Nya)..."

Dan bukan sebagian ungkapan dari orang mutawaqqif, kami ingin menjauhi fitnah yang terjadi (misalkan fitnah asrama TN putri) dan diam tidak mau gubris (sibukkan diri belajar dan mengajar) dan ini tentunya tidak benar.

Berkata Syaikhuna Abu Hatim Sa'id bin Da'as Al-Yafi' رحمه الله:

كثيرا ما نسمع عند ثوران الفتن المضلة التي تتخطف الناس الى الباطل قول كثير من الناس لا بد من اجتناب الفتن قاصدين بذلك كف من قدر على بيان الفتنة وكشف عوارها وتحذير الناس منها وبيان امرها. فهى كلمة حق اريد بها باطل.

"Kebanyakan yang kami dengar ketika bergejolaknya fitnah yang menyesatkan yang menyambar manusia kepada kebathilan adalah ucapan kebanyakan manusia: "harus menjauhi fitnah," mereka maksudkan dengan hal tersebut adalah untuk menahan siapa yang mampu menjelaskan fitnah dan membuka aib / cacat dari fitnah tersebut dan memperingatkan manusia darinya dan penjelasan perkara dari fitnah tersebut. Kalimat yang Haq sementara yang diinginkan adalah kebathilan."

وهذا فى الحقيقة ناتج عن احد امرين.
الأول : إما عن جهل بحقيقة اعتزال الفتن شرعا
الثاني وإما عن مكر وسوء قصد.

"Dan ini pada hakikatnya buah hasil dari salah satu dua perkara: (1) Boleh jadi karena jahilnya dia akan hakikat menjauhi fitnah secara syar'i. (2) Boleh jadi ini dari bentuk makarnya dia dan buruknya maksud dia."

لأن القائلين بهذه المقالة من أهل الفتنة المضلة ، انما يريدون كف اهل الحق عن كشف الفتنة وردها وإبطالها حتى يسهل عليهم ايقاع من استطاعوا فى الباطل ..

"Sebab yang mengucapkan ucapan ini adalah dari kalangan ahli fitnah yang menyesatkan, tidak lain yang mereka inginkan adalah menahan ahli Haq dari membuka fitnah dan membantahnya dan membatalkannya hingga mudah atas mereka untuk menjerumuskan siapa saja yang mereka mampu dalam kebathilan..."

Dan juga Syaikhuna رحمه الله mengatakan:

يغلط غوغاء الناس وجهلتهم وبعض المغفلين من طلاب العلم ويلبس بذلك أهل الفتن والضلال فى معنى الفتنة التي يجب اجتنابها وجاءت الأوامر باعتزالها والبعد عنها فيظن الجاهل والغافل ويلبس الماكر بأن الفتنة المراد بها : ترك عدم بيان الباطل والكشف عنه وترك نصرة الحق ورفع عقيدته .ومراد اهل التلبيس من هذا التليس ألا سيكشف عوارهم ويعرف زيف باطلهم...

"Kesalahan dari ghaugha (gembel) manusia dan orang bodoh mereka serta sebagian orang yang lalai dari penuntut ilmu, dan ahli fitnah, orang sesat memberikan talbis (pengaburan) pada makna fitnah yang wajib untuk dijauhi dan telah datang perintah untuk berpaling dan menjauhi fitnah, sehingga orang yang bodoh, dan lalai, pembuat makar yang memberikan talbis (kesamaran terhadap Al Haq) bahwa fitnah yang dimaksudkan untuk dijauhi adalah:

Meninggalkan untuk tidak menjelaskan kebathilan, dan membuka tirai kebathilan, dan meninggalkan pertolongan terhadap Al-Haq dan mengangkat akidahnya. Dan maksud ahlul talbis dari pengaburannya adalah agar aib / cacat mereka tidak terbuka dan penyimpangan kebathilan mereka tidak diketahui."

Alloh  تعالى telah berfirman:

لَقَدِ ابْتَغَوُا الْفِتْنَةَ مِنْ قَبْلُ وَقَلَّبُوا لَكَ الْأُمُورَ حَتَّىٰ جَاءَ الْحَقُّ وَظَهَرَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَارِهُونَ

"Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka membalikkan padamu perkara hingga datanglah kebenaran (pertolongan Alloh) dan menanglah agama Alloh, padahal mereka tidak menyukainya..."

Dan dari Bentuk Menjauhi Fitnah yang Sebenarnya adalah:

التعرف والتبصر فى الأمور وعدم الإعراض عن ذلك.

"Mengenal (membahas), melihat dengan teliti pada perkara perkara (fitnah) dan tidak berpaling darinya."

Berkata Syaikhuna Abu Hatim Sa'id Bin Da'as رحمه الله:

كثيرا ما يتخذ بعض الناس عند الفتن موقف الحياد والجمود وترك النظر والتبصر فيما يدور ويثار وربما قال بعضهم أنا لا اتدخل في شىء مما يدور ويبقى على عماه وجهله وغفلته ظانا ان ذلك هو الموقف الصحيح الذي به يتم اجتناب الفتن ، وليس هذا الموقف الصحبح الذي تجتنب به الفتن.

"Kebanyakan apa yang dipegang sebagian manusia ketika terjadi fitnah adalah mauqif (sikap) netral dan kaku, dan meninggalkan untuk melihat dan meneliti apa yang sedang berputar dan bergejolak (dari fitnah). 

Bahkan sebagian mereka mengatakan: "Aku tidak mau ikut campur pada sesuatu yang terjadi." Dan iapun tinggal di atas kebutaannya, kejahilannya serta kelalaiannya (dalam fitnah tersebut) dalam keadaan dia menyangka itu adalah sikap yang benar, yang dengannya akan sempurna dalam menjauhi fitnah (yang sebenarnya). Dan itu bukanlah sikap yang benar dengannya fitnah akan dijauhi."

Karena tetapnya seseorang dalam keadaan lalai, dan bodoh terhadap apa yang terjadi disekitarnya berupa fitnah, maka ini dikhawatirkan dia akan terjatuh dalam perangkap ahli fitnah sebagaimana hal ini disaksikan. Sebab syaithon dari kalangan manusia dan jin terus menerus bersungguh-sungguh untuk menyesatkan makhluk Alloh dan mereka sangat bersemangat memberikan pengaburan terhadap siapa yang mereka mampu atasnya.

Maka jika seorang muslim tidak mengilmui terhadap perkara agamanya dan memeriksa dengan teliti dari apa yang terjadi dan pergejolakan dari fitnah, maka Ahlul bathil akan mampu menjerumuskannya kedalam perangkap mereka dengan mudah. Karena tempat yang kosong dari ilmu dan bashiroh maka akan memberikan dengan cepat pengaruh dan mudah tertipu, karena itulah kebanyakan orang awwam sebagai bahan bakarnya suatu fitnah karena tidak adanya bashiroh (ilmu yang tajam) yang dengannya seseorang kuat dalam menolak syubhat dan hawa nafsu, sebab yang namanya jiwa diciptakan memiliki fitroh (tabiat dasar) untuk menolong dirinya, sehingga apabila terjatuh dalam suatu kebathilan, maka sulit atasnya untuk kembali kepada Al Haq jika telah nampak.

Dan semisal juga ucapan di atas apa yang diucapkan sebagian manusia sebagai bentuk makar dan tipu daya.

قد اختلف العلماء فلا يلزمني قول فلان وفلان فلا يتحرى الحق فيتبعه ويتعرف على الباطل فيجتنبه.

"Ulama telah berselisih dalam masalah ini, maka ucapan ulama si Fulan dan Fulan tidak mengharuskanku (untuk mengikutinya), sehingga iapun tidak ada upaya dengan kesungguhan dalam mencari Al Haq dan kemudian mengikutinya dan tidak ingin mengetahui suatu kebathilan, yang dengannya kemudian ia menjauhinya."

Dan ucapan seperti di atas akan membuat seseorang berani dan lancang menolak Al Haq dan menjatuhkan orang yang berada di atas Al Haq.

Sebagai kesimpulan:

Beliau رحمه الله berkata:

فتحصل مما سبق ان المراد بالعزلة اجتناب الذنوب والمآثم وما يوصل إلى ذلك من وسائل المحرمات والرذائل لسلامة الدين والقلب ونيل مرضاة الله ورحمته والبعد عن اسباب سخطه وغضبه وعقابه لا اعتزال الحق واهله وترك نصرته والدعوة اليه وبيانه للناس والتحذير من الباطل واهله وبيان زيفه للناس لأن ذلك من موجبات مرضات الله وقد يكون على من تعين عليه فتركه من موجبات سخط الله ومقته.

"Ditarik kesimpulan dari apa yang telah lewat bahwa maksud uzlah (mengasingkan diri dari fitnah yang sebenarnya) adalah menjauhi dosa-dosa, dan kesalahan serta apa yang akan mengantar kepada hal tersebut dari wasilah-wasilah yang diharomkan dan hina demi keselamatan agama dan hati dan demi menggapai keridhoan Alloh dan rahmat-Nya dan demi untuk menjauhi dari sebab-sebab yang bisa mendatangkan kemurkaan, kemarahan dan siksaan-Nya.

Bukanlah makna uz'lah dalam artian menjauhi Al Haq dan para pengusungnya, dan bukan dalam artian meninggalkan menolong Al Haq dan berdakwah di atasnya, meninggalkan penjelasan akan Al Haq kepada manusia, tahdzir dari kebathilan dan pelakunya dan penjelasan penyimpangannya kepada manusia, karena hal itu termasuk dari perkara yang mendatangkan keridhoan Alloh, dan kadang hal tersebut menjadi wajib atas seseorang, kemudian diapun meninggalkannya yang mana hal itu akan merupakan sebab datangnya kemurkaan Alloh dan kebencian-Nya...."

فعين الدخول فى الفتنة أن يعتزل المسلم الحق واهله ويترك اعتقاد الحق واحقاقه لأن ذلك مما حرمه الله ونهى عنه.

"Maka MASUKNYA SESEORANG ITU SENDIRI DALAM FITNAH adalah dia menjauhi Al haq dan para pembawanya dan meninggalkan untuk menyakini Al haq dan mengucapkan Al haq yang pasti, sebab hal itu termasuk dari perkara yang diharomkan oleh Alloh dan dilarang darinya."

[Silahkan rujuk kitab beliau Laf'tu Nadzari Ajillah 'ila Ma'na As-Shohih Liij'tinabi Al-Fitan Al-Mudhillah.]
_______________________________

Telah dikoreksi oleh: Akhuna Al Ustadz Abu Abdirrohman Shiddiq Al Bughisy hafidzahullah

Diterjemahkan oleh: Abu Hanan As Suhaily
4 DzulQo'dah 1443_3/6/2022

Sumber:  t.me/Nashihatulinnisa/8942
Judul: Dari Sumbernya dengan sedikit perubahan.
Diposting & Diedit seperlunya di Blog ini.
...
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال