JS Post by Label

Keahlian dan Kekuatan Hujjah Itulah yang Penting [MP3]

Asy-Syaikh Abu Fairuz Abdurrohman Al-Jawiy Al-Indonesiy .

Pertayaan:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته شيخنا حفظكم الله

Mohon tanggapannya syaikh untuk tulisan di bawah ini...

Penutup:
Mari kita semua Jujur dengan tambahan penjelasan berikut ini:

Syeikhunaa abu Hatim Sa’id bin Da’aas Rahimahullah dalam dhowabith alhukm bil ibtida’ hal.66:
لا شك في ضرورة التأهل والتمكن العلمي للحكم على المخالف بما يستحق من كفر أو فسق أو ابتداع،
“Tidak ada keraguan dan sudah menjadi hal yang pasti akan wajibnya secara darurat kepakaran dan kemapanan ilmu untuk menjatuhkan hukum (vonis) terhadap orang yang melakukan penyelisihan dengan hukum yang pantas sebagai kafir, fasiq atau mubtadi’”

Hal.71 beliau katakan:
ومن بلغ هذه المنزلة فهو من أهل العلم المتأهلين لإدراك أحكام الشرع التكليفية والوضعية سواء لقب بعالم أو قيل طالب العلم المتمكن إذ العبرة بالحقائق لا بالأسماء والألقاب،
“Siapa yang sampai pada derajat tersebut (terpenuhi padanya kriteria yang disebutkan) maka dia itu sebenarnya telah termasuk ulama yang mapan/pakar karena kemapanan atau penguasaannya terhadap hukum syariat baik taklifiyah (segala perkara yang hukumnya wajib, sunnah, boleh, makruh dan haram) maupun wadh’iyyah (hukum sah dan batalnya pada segala perkara) apakah manusia mau menggelarinya ulama atau sekedar penuntut ilmu karena yang menjadi patokan adalah hakikat/kriteria bukan gelaran dan penamaan.”

(Catatan penterjemah: Di sinilah hizbiyyun meremehkan ulama jarh wa ta’dil atau ulama pakar seperti Syeikhunaa yahya menganggapnya hanya sebagai penuntut ilmu bukan ulama dan menyuruh diam dari tugasnya hingga keluarlah ucapan “man anta” yang disalahgunakan saudara kami Siddiq rohimahulloh untuk semena-mena berucap dan bertindak bukan pada wewenangnya)

Syeikh Kamal aladeniy Rahimahullah dalam Irsyadun nujaba bianna takfir wa tafsiq wa tabdi min syu’un ulama hal.29:
إياك أخي طالب العلم أن يسول لك الشيطان بأنك أهل، وأنك قد طلبت العلم، فلماذا لا تكفر وتبدع وتفسق، لأن هذه الأمور وفقك الله لا تتأتى بيوم ولا شهر ولا سنة، بل هي أدق مسائل العلم، ولا يتحصل عليها إلا القليل من العلماء، ولذا كان الجرح والتعديل خاص بالعلماء الجرح والتعديل
“waspada lah wahai penuntut ilmu dibuai oleh syaitan bahwa kamu sudah mapan, kamu sudah menuntut ilmu kenapa kamu belum mengkafirkan, belum mentabdi, belum menghukumi fasiq. Perkara ini -semoga Allah memberimu taufiq- tidaklah dikuasai dalam sehari, sebulan setahun, bahkan termasuk perkara ilmu yang paling pelik (mendalam), tidaklah digapai kecuali oleh sangat sedikit sekali dari kalangan ulama, oleh karena itu perkara jarh wa ta’dil merupakan wewenang khusus para ulama jarh wa ta’dil.”

Kitab-kitab tersebut (dhowabith alhukm bil ibtida’ karya Syeikhunaa abu Hatim Sa’id bin Da’aas Rahimahullah dan Irsyadun nujaba bianna takfir wa tafsiq wa tabdi min syu’un ulama karya Syeikh Kamal aladeniy Rahimahullah) keduanya sangat berbobot sampai berhasil mendapatkan Pujian dan rekomendasi dari syeiikhuna yahya alhajuri hafidzahullah sebagaimana tertera pada pendahuluan masing-masing kedua kitab tersebut.

*Kesimpulan:*
baik ulama yang mengatakan kembali kepada ulama jarh wa ta’dil seperti syeiikhuna kamal Rahimahullah maupun yang mengatakan kembali kepada ahli atau ulama yang pakar (tanpa mengatakan ulama jarh) seperti syeiikhuna said Rahimahullah, dalam prakteknya akan ketemu. sebagai contoh dalam perkara tabdi abu hazim, ahlussunnah kembali kepada syeikhunaa yahya hafidzahullah dengan kepakaran yang Allah anugerahkan padanya yang tidaklah diingkari kepakarannya kecuali oleh orang yang menyimpan sesuatu yang belum terbongkar dalam dadanya. Slogan taklid kepada beliau dari para pengingkar kepakaran beliau dan para peleceh justru mengajak ahlussunah untuk taklid pada diri mereka sendiri.

*Catatan terakhir:*
Syeikh abu Abdillah thoriq ba’dani alkhoyyath hafidzahullah juga bolak balik ke syeikhunaa yahya perihal tabdi ibnu hizam, salah satu bukti tertulis beliau adalah kitab “munasyadatul ‘ajilah lisyaikhina yahya” (artinya: permintaan tolong yang darurat atau disegerakan kepada syeikh kami yahya), di mana beliau dibantu oleh syeikh rodman alhubaisyi dan syeikh sholah ashshodiq hafidzahumullah dalam penulisannya ke syeikhunaa yahya hafidzahullah (file pdf munasyadatul’ajilah ada di sisi kami).

*Catatan terakhir dari terakhir:*
Ahlussunnah harus tahu bahwa kami Indonesia belum punya rujukan sendiri (pakar) per detik sekarang. Semoga dengannya generasi tahu hingga mereka berpacu dalam menuntut ilmu dan tidak sampai merasa telah cukup menghabiskan umur baik sepuluh maupun sampai enam puluh tiga tahun.
_______________________________

Dijawab Oleh: Asy Syaikh Abu Fairuz Abdurrahman bin Soekojo Al Qudsiy Al Jawiy -hafidzahullah-
Senin 10 Muharram 1444 / 8-8-2022

Sumber:  t.me/fawaidMaktabahFairuzAdDailamiy/4523
Judul: Dari Sumbernya.
Diposting & Diedit seperlunya di Blog ini.
.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال