JS Post by Label

Persamaan Thoriqoh Hizbiyyah yang Ditempuh Ashabu TN bersama Pengikutnya dengan Thoriqoh Hizbiyyah Al Mar'iyyah (Bagian 5)

Al-Ustadz Abu Hanan Utsman As-Sandakaniy .
Para pengikut Abdurrohman Al-Mar'i Al-Adany Al-Hizby melakukan qiyas bathil untuk membela kehizbiyyan Abdurrohman Al-Adany.

Berkata Syaikhuna Abu Bilal Al-Hadromiy حفظه الله:

قاس بعضهم جرح شيخنا العلامة يحي الحجوري على جرح الإمام شعبة بن الحجاج رحمه الله، فردوا عليه جرحه للحزبيين. فقد اخطوا فى الأصل وأخطوا فى الفرع واخطأو فى تحديد العلة فأخطوا فى الحكم

وقاس بعض اعيانهم ان الإختلاف فى جرح شخص من اجل انحرافه وبدعه كاختلاف فى جرح راو من اجل ضبطه، فلا بد من التسامح وعدم الإلزام، فالقول قول الجماهير، ولا بد من الجمع بين كلام المعدل وكلام المجرح, هذا القياس باطل من وجوه ليس هنا مكان بسطه، وقد استخدم احد رؤسائهم قياسا فاسدا

"Dan sebagian pengikut Abdurrohman Al-Adany mengqiyaskan jarh (celaan) Syaikhina Al-Allamah Yahya Al-Hajury حفظه الله terhadap jarh Al-Imam Syu'bah bin Al-Hajjaj رحمه الله, sehingga mereka (para pengikut Al-Adany) menolak atas jarhnya Syaikh Yahya terhadap para hizbiyyin.

Maka sungguh mereka telah salah menentukan pada al-ashl (hukum asal) dan mereka juga salah dalam menentukan hukum pada cabang, dan juga salah dalam pembatasan illah/sebab, akhirnya salah dalam menentukan hukum. Dan sebagian orang hebat mereka juga mengqiyaskan:

Bahwa perselisihan jarh terhadap seseorang karena penyimpangannya dan bid'ahnya seperti perselisihan jarhnya pada seorang periwayat hadits karena hafalannya, maka harus saling toleransi dan tidak mengharuskan, sehingga pendapat yang dipakai adalah pendapat jumhur dan harus mengumpulkan antara ucapan yang memberikan pujian dan yang menjarh. Dan ini adalah qiyas yang bathil dari berbagai sisi, bukan disini letak pembahasannya. Dan juga salah seorang tokoh mereka menggunakan qiyas yang rusak. 

[Lihat Naqd Ar-Rad karya Syaikhina Abi Bilal hal 20-21]

Lihat bagaimana Ashabu TN dan para pembelanya mereka menempuh thoriqoh hizbiyyah Al Mar'iyyah dalam qiyas yang rusak untuk menguatkan kebathilannya.

Berkata Syaikhuna Hasan bin Qosim Ar-Roimy حفظه الله:

وقد يقال إن من أهل العلم من أجاز ذلك ، فنقول ، فتوى الشيخ ابن باز او غيره في الحقيقة عند التأمل حادثة عين لا عموم لها ، وايضا يقال هذا قياس مع الفارق ، فيصدق عليها مع قضيتنا قول القائل

سارت مشرقة وسرت مغربا **شتان بين مشرق ومغربا

"Kadang dikatakan bahwasannya ahli ilmi ada yang membolehkan hal tersebut (asrama TN putri tanpa mahrom), Maka kita katakan: fatawa Syaikh bin Baz atau selainnya pada hakikatnya ketika diperhatikan adalah kejadian tertentu yang tidak ada keumuman padanya (beda halnya dengan Ashabu TN mereka menyiapkan tempat dan membuka pendaftaran, untuk menampung para wanita tanpa mahrom dari berbagai penjuru dunia, dengan program tertentu dan peraturan, pent') dan juga dikatakan: Ini qiyas (analogi) yang terdapat perbedaan terhadap apa yang diqiyaskan, sehingga benarlah atas permasalahan ini ucapan orang yang mengatakan:

سارتْ مُشرقةً وسرت مغربا ** شتان بين مُشرق ومُغرب

"Dia berjalan ke arah timur sedangkan engkau berjalan ke barat, Alangkah jauhnya antara timur dan barat."

[Lihat "Al-Ij'haaf limaa ...]

Dan dari penjelasan Syaikhuna Hasan Bin Qosim, menunjukkan akan sangat jauhnya kalian wahai para Ashabu TN tentang qiyas kalian akan pembolehan asrama TN putri tanpa mahrom dan kita katakan:

فشتان بين طريقة السلف فى تربية النساء وبين طريقتكم فى تربية النساء

"Maka sangat jauh antara thoriqoh salaf dalam tarbiyyah terhadap wanita dengan jalan kalian dalam tarbiyyah terhadap wanita."

Dan tepatlah apa yang dikatakan pada mereka oleh Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله;
Berkata Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله:

و من له خبرة بما بعث الله به رسوله , و بما عليه أهل الشرك و البدع اليوم في هذا الباب و غيره

عَلِمَ أن بين السلف و بين هؤلاء الخلوف من البُعد , أبعد مما بين المشرق و المغرب

و أنهم على شيء , و السلف على شيء

كما قيل : سارت مشرقة وسرت مغرباً ...شتان بين مشرقٍ ومغربِ

"Dan siapa yang punya pengetahuan terhadap apa yang Alloh utus dengannya rosul Nya dan apa yang para pelaku kesyirikan dan bid'ah pada hari ini pada pembahasan ini dan selainnya, maka diketahui bahwa salaf dan antara mereka orang belakangan ada kejauhan, lebih jauh dari apa yang berada di timur dan barat. Dan mereka orang belakangan berada di atas sesuatu dan salaf di atas suatu yang lain, Sebagaimana dikatakan: "Dia berjalan ke arah timur sedangkan engkau berjalan ke barat, Alangkah jauhnya antara timur dan barat."" [Ighotsatul lahfan 1/373.]

Lihat Bagaimana Qiyas Mereka dalam Asrama TN Putri tanpa Mahrom:

Berkata Abu Hazim: "Kita tanya kepada kalian, ada tidak pondok pesantren laki laki di zaman Nabi صلى الله عليه وسلم? Kalau anda katakan ada, dalilnya adalah Ashhabussuffah yg tinggal di Masjid. Anda tidak bisa membedakan antara Ashhabussuffah dg Ponpes. -Ashhabussuffah itu mereka orang yang hijroh dari Makkah ke Madinah karena sebagian tidak punya rumah sehingga mereka tinggal di Masjid jadi itu bukan Ponpes laki-laki, lha kok disamakan dengan Ponpes bagaimana?"

Berkata Abu Arqom: "Berdakwah menggunakan radio, internet, dsb, secara dalil tidak dilarang, sementara kita diperintahkan untuk menyebarkan dakwah. Akan tetapi kalau kita bertanya apakah salaf melakukan dakwah dengan radio, internet? Jawabannya tidak ada, lalu apakah dengan tidak ada salafnya menjadikan dakwah dengan radio dan internet itu bid'ah? Jawaban tidak. Demikian juga pondok pesantren wanita, secara dalil tidak dilarang wanita belajar tinggal dan bermalam di asrama bersama wanita lainnya, sementara wanita diwajibkan menuntut ilmu, terlebih lagi ilmu yang Fardu 'ain, dan apakah dengan tidak ada salafnya, menjadikan pondok pesantren wanita itu bid'ah ? Jawabannya tidak."

[Lihat hukum pondok pesantren wanita hal 99.]

Dan dia juga berkata: "Wanita yang keluar rumah karena adanya suatu hajat, lalu bermalam dan tinggal di luar rumahnya.... diperbolehkan... wanita bermalam dan tinggal di masjid untuk ittikaf, untuk melaksanakan haji, untuk bermalam mereka tinggal di hotel... wanita yang ikut jihad tinggal di kemah kemah berpindah-pindah. Dan mereka semua tidak tergolong orang yang menentang perintah Alloh: dan hendaklah kalian tinggal menetap di rumah kalian. Selesai ucapannya."

Kami katakan: kemudian dia ingin mengqiyaskan dengan belajarnya wanita karena suatu kebutuhan tinggal di asrama TN putri tanpa mahrom.

Abu Arqom mengatakan: "Lalu Bagaimana dengan wanita yang keluar rumah untuk hajatnya yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan dunia dan akhirat, yaitu menuntut ilmu di pondok pesantren. Dan para ulama tidak menggolongkan mereka yang mondok termasuk orang yang menentang perintah Alloh: Dan dan hendaklah kalian tinggal menetap di rumah kalian. Selesai ucapannya." [lihat hukum pondok pesantren hal: 119]

Berkata Abdul A'la Lamongan dalam salah satu audionya: "Kalau pondok putri muhdats, kenapa pondok putra tidak muhdats juga, sama-sama perkaranya, juga tidak ada salafnya di zaman Rosululloh صلى الله عليه وسلم.." [Dalam salah satu audionya.]

Dia juga berkata: "Itulah makna ucapan Ustadz Abu Mas'ud bahwa jika kalian katakan asrama bukan rumah maka kami katakan masjid juga bukan asrama, artinya kalian harus cari dalil lain untuk pembolehan asrama putra, jangan pakai dalil ashabus shuffah karena mereka tinggal di masjid bukan di asrama, dan masjid bukanlah asrama." [Menghentikan kedzaliman kaum buhut 115.]

Berkata Adib Bahmed: "Dan juga sering kita sebutkan bahwasanya siapa yang mengatakan TN itu BID'AH, itu perkataan yang goncang, tidak stabil, perkataan yang jauh dari kebenaran, karena di sana banyak hal-hal yang baru, yang tidak ada di zaman Nabi صلى الله عليه وسلم, tetapi mereka tidak mengatakan itu adalah hal yang bid'ah, waktu di TN mengatakan bid'ah, nggak boleh goncang dalam hukum Alloh عز و جل, dalam syari'at ini tatkala menghukumi halal atau harom, bid'ah atau sunnah, nggak boleh orang itu dalam nya yakni goncang atau tanaqut, nggak boleh, dia harus stabil, karena masjid perempuan itu tidak ada di zaman Nabi صلى الله عليه وسلم, tetapi dibangun di zaman sekarang menunjukkan bahwasanya masjid nisa' itu adalah bid'ah, bid'ah, terlebih kan juga masjid nisa' terdapatkan di dalamnya itu penyelisihan-penyelisihan." [Dalam audionya]

Berkata Asnur: "Apakah yang tidak dilakukan salaf itu haram?" -lalu dia memberikan beberapa contoh di antaranya:- "Kramik lantai mesjid, apakah ada salafnya ataukah tidak? apakah dilakukan oleh Rosululloh صلى الله عليه وسلم ataukah tidak? adzan dalam mesjid (menggunakan mikropon)."
__________

Hati-hati dalam menggunakannya qiyas:
X  Salah menentukan hukum pada asal?
X  Atau salah menentukan hukum pada cabang?
X  Atau salah dalam menentukan illah (sebab) yang mencakup antara keduanya?

Akhirnya salah dalam menentukan hukum..
Dan sebab timbulnya kesesatan karena qiyas yang FASID atau rusak yang tidak dibangun dengan Ushul yang benar dan ini adalah thoriqoh ahlul bid'ah.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah رحمه الله berkata:

وأصل ضلال من ضل هو بتقديم قياسه على النص المنزل من عند الله وتقديم اتباع الهوى على اتباع أمر الله

"Pokok kesesatan orang yang sesat adalah lebih mengedepankan qiyas (analogi) nya daripada nash yang turun dari sisi Alloh, serta lebih mengedepankan mengikuti hawa nafsu daripada menjalankan perintah Alloh." [Al-'Ubudiyyah, hal. 67]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمه الله berkata:

التمسك بالأقيسة مع الإعراض عن النصوص والآثار طريق أهل البدع

"Berpegang teguh dengan berbagai qiyas disertai dengan berpaling dari nash dan atsar adalah merupakan cara yang ditempuh ahli bid'ah." [Al_Fatawa 7/392]

Muhammad bin Sirin رحمه الله berkata:

أَوَّلُ مَنْ قَاسَ إبْلِيسُ، وَإِنَّمَا عُبِدَتِ الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِالْمَقَايِيسِ

"Awal kali yang melakukan QIYAS adalah IBLIS. Sungguh sebab Matahari dan bulan diibadahi juga karena QIYAS." [Ibnu Abi Syaibah fil mushannaf 36956.]

Jangan memaksa dan ditarik-tarik dalam pendalilan, seolah-olah qiyas padahal perbedaannya banyak, dan justru akan jadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Dan lihatlah bagaimana ayat dan hadits Rosululloh dalam masalah tarbiyatunnisa dan bagaimana pengagungan kita terhadap nash tersebut.

Alloh تعالى berfirman:

وَقَرنَ فِي بُيُوتِكُنَّ

"Dan menetaplah kalian di rumah-rumah kalian, wahai para wanita."

Dari riwayat Abu Said Al-Khudri berkata رضي الله عنه‎; Datang seorang wanita kepada Nabi صلى الله عليه وسلم kemudian berkata:

يا رسول الله ! ذهب الرجال بحديثك، فاجعل لنا من نفسك يوماً نأتيك فيه تعلّمنا ممّا علّمك الله، فقال: (( اجتمعن في يوم كذا وكذا في مكان كذا ))، فاجتمعن، فأتاهنّ فعلّمهنّ ممّا علّمه الله

"Wahai Rosululloh صلى الله عليه وسلم, para lelaki telah pergi dengan membawa haditsmu. Berikan waktu sehari untuk kami, kami akan datang kepada engkau agar kami belajar apa yang telah Alloh ajarkan kepada Engkau. Maka Rosululloh صلى الله عليه وسلم bersabda: "Berkumpullah kalian di tempat ini pada hari ini dan ini." Mereka lantas berkumpul dan beliau mendatangi mereka mengajari mereka apa yang telah Alloh ajarkan kepada beliau." [HR. Al-Bukhoriy 7310, dan Muslim 2633]

Sisi pendalilan:
Para wanita keluar bersama dengan wanita lainnya untuk ta'lim bersama di suatu tempat, bukan untuk tinggal bersama dan menginap di tempat tersebut dalam waktu yang lama seperti yang dilakukan asrama TN putri milik Abdul A'la Lamongan.

Dan tidak dinukil bahwa mereka bermalam beberapa hari di tempat tersebut, hanya sebatas untuk hadir dan mendengarkan nasihat Rosululloh.

Berkata Al-Imam Ibnul Qoyyim رحمه الله تعالى:

وقد كان السلف الطيب يشتد نكيرهم وغضبهم على من عارض حديث رسول الله صلى الله عليه و سلم برأي أو قياس أو استحسان أو قول أحد من الناس كائنا من كان ويهجرون فاعل ذلك وينكرون على من يضرب له الأمثال ولا يسوغون غير

الانقياد له صلى الله عليه و سلم والتسليم والتلقي بالسمع والطاعة ولا يخطر بقلوبهم التوقف في قبوله حتى يشهد له عمل أو قياس أو يوافق قول فلان وفلان بل كانوا عاملين بقوله تعالى: {وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضى الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الخيرة من أمرهم}

"Sungguh generasi pendahulu (salaf) umat ini, semakin keras pengingkaran dan kemarahan mereka akan orang yang menolak hadits Rosululloh صلى الله عليه وسلم dengan
1. ra'yu (akal),
2. qiyas,
3. ihtisan (anggapan baik),
4. atau ucapan manusia-siapapun orangnya.

Bahkan mereka memutus hubungan dengan pelakunya. Dan mengingkari orang yang membuat permisalan-permisalan pepatah terhadap hadits Rosululloh, bahkan generasi pendahulu (salaf) dari umat ini tidaklah membolehkan hal itu, melainkan wajibnya untuk tunduk, berserah diri, serta mendengar dan taat kepada Rosululloh صلى الله عليه وسلم.

Tidak pernah terbetik dalam hati mereka untuk bersikap tawaqquf (berdiam diri) dalam menunda-nunda untuk menerima sunnah, hingga ada sebuah amalan yang menguatkan untuknya, atau dengan qiyas (analogi), atau ada yang mencocoki ucapan si fulan dan fulan.

Bahkan yang mereka lakukan adalah mengamalkan firman Alloh تعالى:

وما كان لمؤمن ولا مؤمنة إذا قضي الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الحيرة من أمرهم

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka." [QS. Al-Ahzab: 36]

[lihat I'lamul Muwaqqi'in 3/464.]
_______________________________

Telah dikoreksi oleh:
- Syaikhuna Abu Turob Al-Jawi حفظه الله.
- Ustadzuna Abu Abdirohman Shiddiq Al-Bughisy حفظه الله.

Abu Hanan As-Suhaily
29 Jumadil akhir 1443 - 1/2/ 2022

Sumber:  t.me/Nashihatulinnisa/8635
Diposting & Diedit seperlunya di Blog ini.
Judul: dari Sumbernya dengan sedikit perubahan.
Abdurrahman thariqah ighatsatul hadramy hadramiy harom bukhari bukhariy ashaabu kebatilannya batil bukhori mengkiyaskan kiyas hajuriy hajury rod thariqah mahram mushonnaf hakekat qasim ashaabu tarbiyah qayyim
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال